Jakarta, Aktual.com – Centre For Budget Analysis menyesalkan kekeliruan data pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang setidaknya telah menyebabkan kerugian kepada 2,44 juta pekanggan.
Sebagaimana diketahui, atas rekomendasi data dari TNP2K pemerintah telah memutuskan pencabutan subsidi kepada 19 juta pelanggan 900 VA, karena dinilai tidak layak menerima subsidi.
Pencabutan ini dilakukan secara bertahap dari Januari 2017 hingga Mei. Setelah menuai banyak protes, Kementerian ESDM dan PLN melakukan penelusuran kembali, dan hasilnya ternyata dari 19 juta yang telah dicabut subsidinya, terdapat 2,4 juta diantaranya masih layak menerima subsidi karena masuk kategori tidak mampu.
Karena itu, mulai dari Januari lalu sebanyak 2,4 juta pelanggan harus membayar listrik dengan mahal karena subsidinya ikut dicabut akibat kekeliruan data. Hingga saat ini pemerintah berupaya mengalokasikan kembali subadi kepada 2,4 juta penggan tersebut melalui APBN-P 2017.
“Gara-gara salah data, rakyat jadi sengsara tidak dapat subsidi. Kesalahan data ini disebabkan perbedaan dalam penyusunan indikator sehingga merugikan Rakyat sendiri,” kata Direktur CBA Uchok Sky Khadafi kepada Aktual.com, Kamis (13/7).
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu