Jakarta, Aktual.com – Harga minyak dunia jatuh pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah berita “bearish” tentang produksi industri Amerika Serikat dan kegagalan dalam perundingan utang Yunani.

Kekhawatiran bahwa produksi minyak AS tidak menurun dan Arab Saudi bisa terus meningkatkan produksi minyaknya, juga mempertahankan sebuah batas atas atau pagu pada harga, kata para analis.

Melansir laman AFP, Selasa (16/6), patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 44 sen menjadi ditutup pada 59,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange dibandingkan dengan penutupan Jumat. Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli jatuh 1,28 dolar AS menjadi menetap di 62,61 dolar AS per barel di perdagangan London.

Produksi industri AS dilaporkan turun lagi 0,2 persen pada Mei setelah mengalami penurunan 0,5 persen pada April, tidak terduga tetapi masih melemparkan keredupan pada kekuatan ekonomi.

“Angka Mei berada jauh di bawah ekspektasi, dan menawarkan sedikit dorongan setelah lemah pada kuartal pertama,” kata Amanda Agustinus dari BBVA.

Investor fokus juga pada gejolak dari pemecahan perundingan Yunani dengan para kreditornya, meskipun euro meningkat kuat selama hari ini, memberikan dukungan untuk harga minyak mentah.

Pembicaraan dua hari di Brussel antara perwakilan pemerintah Yunani dan kreditur atas prasyarat untuk pencairan bantuan lebih lanjut untuk Yunani berakhir dan tidak meyakinkan pada Minggu malam. Kekhawatiran tentang kemungkinan Yunani keluar zona euro menekan pasar.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menuduh pemberi pinjaman Yunani memiliki “kepentingan politik” karena mereka mendesak negara yang paling berutang di Eropa mengambil langkah-langkah penghematan lebih lanjut.

Berharap untuk mencapai kesepakatan sekarang pindah ke pertemuan para menteri keuangan Eurogroup pada Kamis di Luksemburg yang banyak orang percaya adalah kesempatan terakhir sebelum dana talangan Uni Eropa untuk Yunani berakhir pada akhir Juni.

“Ini adalah kelanjutan dari aksi jual yang kita lihat pada akhir pekan lalu karena kekhawatiran kelebihan pasokan,” kata Matt Smith dari Clipper Data.

“Kami bergerak ke ujung rendah dari kisaran sekarang, kami terus bergejolak namun dalam kisaran sempit.” Investor juga berfokus pada Iran menjelang batas waktu 30 Juni untuk Republik Islam dan kekuatan dunia mencapai kesepakatan tentang pembatasan program nuklir Teheran.

Jika kesepakatan tercapai dan dilaksanakan, kekuatan dunia telah sepakat untuk secara bertahap mengurangi sanksi yang dikenakan sejak 2012, termasuk di industri minyaknya.

Iran memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia, tetapi ekspornya telah jatuh lebih dari 2,2 juta barel per hari pada 2011 menjadi sekitar 1,3 juta barel karena sanksi.

Harga minyak juga jatuh di tengah surplus produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Arab Saudi, Irak dan Uni Emirat Arab memproduksi pada tingkat rekor bulanan untuk Mei. Irak berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah pada Juni.

Artikel ini ditulis oleh: