Dia juga mengkritisi kebijakan Susi yang kurang melakukan pembinaan, mengkontrol, dan mendukung para petani garam agar keberadaan garam di dalam negeri tetap terjaga saat kondisi cuaca tidak mendukung itu.

“Saya ingat pada tahun 2012 itu cuaca sedang buruk, tapi faktanya pasokan garam tetap terjaga dan harga tidak melambung tinggi.”

Seperti diketahui, berdasarkan hasil keputusan lintas menteri pada pekan kemarin, pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla akan mengimpor 75 ribu ton bahan baku garam asal Australia untuk diolah di dalam negeri menjadi garam konsumsi.

Keputusan tersebut seiring terjadinya kelangkaan garam di dalam negeri‎, sehingga membuat harga garam konsumsi menjadi tinggi di pasaran. Kondisi anomali di era Jokowi itu akhirnya solusinya hanya berupa kebijakan impor.

[Busthomi]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu