Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi III DPRD Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), Deri Asta SH, menilai kelangkaan sumber air bersih yang terjadi di kota itu merupakan ancaman serius dan harus segera diatasi.

“DPRD telah membentuk panitia khusus (Pansus) terkait masalah ini dan dijadwalkan akan dilakukan pembahasan secara mendalam bersama pihak terkait pada Senin (23/1),” kata Deri di Sawahlunto, Minggu (22/1).

Salah satunya, jelas dia, akan membahas tentang semakin berkurangnya dukungan sumber-sumber air yang ada serta langkah nyata yang dituangkan melalui rekomendasi pihak lembaga legislatif untuk dilaksanakan oleh pihak eksekutif.

Menurutnya, pembentukan pansus tersebut merupakan bagian dari fungsi pengawasan pihak DPRD sebagai tindak lanjut upaya mencari penyelesaian terbaik jika ada permasalahan serius yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, khususnya terkait layanan pemenuhan kebutuhan dasar oleh pihak pemerintah kota itu.

“Kami juga akan meminta penjelasan tentang peningkatan kualitas pengelolaan layanan air bersih bagi masyarakat setelah pihak PDAM Sawahlunto menerima dana penyertaan modal dari pemerintah, serta program lainnya terkait upaya menjaga kelestarian sumber air,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Produksi PDAM setempat, Rudi Eryanto, mengatakan, untuk menjaga pasokan sumber air baku di kota itu dibutuhkan langkah penghijauan secara menyeluruh pada kawasan areal tangkapan air yang berada di hulu sungai serta danau yang dimanfaatkan sebagai basis produksi air bersih.

Saat ini beberapa sumber air yang ada terancam mengalami kekeringan dan jika tidak segera diatasi akan mengakibatkan masyarakat semakin sulit dalam mendapatkan pelayanan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Di antara sumber air yang terancam kekeringan tersebut seperti aliran sungai Batang Lunto, mata air Sumpahan dan Batu Tajam,” ujarnya.

Satu-satunya sumber air yang saat ini masih stabil, lanjutnya, adalah aliran sungai Batang Ombilin yang dipasok melalui pompa milik PDAM setempat di Desa Rantih.

“Melalui program penghijauan tersebut diharapkan resapan dan serapan air hujan bisa maksimal guna menghindari kondisi pasokan air melimpah di kala musim hujan tapi tidak bertahan lama karena peristiwa penguapan yang tinggi saat musim kemarau,” kata dia.

Sebelumnya, sekitar seribuan lebih warga Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami krisis air bersih akibat rusaknya mesin pompa air di Desa Rantih Kecamatan Talawi, sejak satu minggu terakhir.

“Pompa tersebut terpaksa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada jaringan interkoneksi karena beberapa sumber air mengalami pendangkalan permukaan sehingga tidak bisa memasok kebutuhan air masyarakat secara normal di seluruh kecamatan,” kata Kepala Sub Bagian Produksi PDAM setempat, Rudi Eryanto di Sawahlunto.

 

*Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara