Keledai politik itu kerap mengulang kesalahan yang sama. Rakyat memang bisa dikibuli beberapa kali, tapi tak bisa dibohongi selamanya.
Bila akal-akalan rekayasa politik itu sudah menyangkut pelecehan konstitusi, sudah pasti akan banyak nurani yang tak akan bersekutu dengan kejahatan.
Jangan terkecoh dengan tingginya tingkat popularitas dan mayoritas diam. Karena sejarah politik Indonesia bertubi-tubi menunjukkan bahwa lokomotif perubahan di negeri ini selalu bermula dari minoritas kritis.
Bila suara minoritas kritis ini bersambung dengan nurani publik, seberapa tinggi pun gelombang protes massa dibendung, benteng pertahanan establishment akan jebol juga.
Mestinya, setiap elit politik harus bisa belajar dari sejarah. Namun, bagi para keledai politik, satu-satunya pelajaran yang diambil dari sejarah adalah pelajaran melupakan sejarah.
Belajar Merunduk, Yudi Latif
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin