Jakarta, Aktual.com — Peneliti senior bidang politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berpendapat bahwa ekonomi Indonesia harus dikelola oleh mereka yang mahir agar Indonesia tidak didera kelesuan ekonomi.
“Bahkan tidak sekadar meletakkan orang-orang yang jago ekonomi, tapi juga menghadirkan kepemimpinan yang konkret,” katanya, Senin (6/7).
Siti berpendapat bahwa isu perombakan kabinet saat ini bukan lagi sebuah gagasan, melainkan telah mengarah ke desakan untuk dilakukannya perombakan.
“Perombakan sudah bukan gagasan sejak Maret atau setelah seratus hari, dengan faktor pengungkitnya antara lain alasan ekonomi yang lesu, anjlok, stagnan, dan prospeknya yang ‘gloomy’,” ucapnya.
Siti mengatakan bahwa selama bulan Ramadhan saat ini terasa sekali stok barang tidak laku kencang, yang apabila diteruskan akan merugikan negara.
“Masalah-masalah ekonomi itulah yang kemudian membuat banyak elemen kemudian mencoba mencari solusi, salah satunya adalah dengan desakan perombakan kabinet,” ujarnya.
Sebelumnya, Siti mengatakan pula bahwa kegagalan Presiden Jokowi mempertahankan harapan masyarakat yang tinggi pada tiga bulan atau seratus hari pertama menjadi titik balik kepercayaan publik terhadap Kabinet Kerja.
Masyarakat yang memiliki harapan tinggi, di tiga bulan pertama pemerintahan justru disuguhi banyak masalah.
“Presiden Jokowi menjadi seolah tidak bisa menghadapi gempuran-gempuran yang ada,” ucapnya, menegaskan.
Siti mengemukakan seharusnya Presiden mampu membaca psikologi politik bahwa kondisi masyarakat yang melambungkan dan memuja-muja namanya, bukan berarti apapun yang dilakukan pemerintah akan diterima begitu saja.
Artikel ini ditulis oleh: