Jakarta, Aktual.com – Sekelompok Marhaenis yang tergabung dalam Marhaenis Pro Jokowi atau #MasJOKO mengkhawatirkan adanya potensi informasi-informasi yang tidak berdasarkan data dan fakta (hoax) maupun berita bohong (fake news), menjelang perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Sekretaris gerakan #MasJOKO Julia Bea Kurniawaty mengungkapkan, pihaknya ingin mendorong agar opini publik yang terbangun lebih obyektif dan berdasarkan pada data-data yang sahih serta fakta-fakta yang terverifikasi kebenarannya.
Sebab menurutnya, sebagian besar informasi miring yang berseliweran di ruang publik saat ini terkait kinerja pemerintahan Presiden Jokowi, merupakan informasi yang tidak didasari pada data dan fakta (hoax) maupun dalam bentuk berita bohong (fake news).
“Sehingga dapat disimpulkan, informasi tersebut terkesan dibuat hanya untuk menggiring opini publik semata, demi memuluskan keinginan dari pihak-pihak yang menyebarkan informasi hoax,” tegas Julia di Jakarta, Senin (16/7).
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Sebab, Julia memprediksi, bukan tidak mungkin jika penyebaran hoax atau fake news, akan semakin semarak menjelang pelaksanaan Pilpres tahun depan.
Terlebih ia meyakini, para politisi yang berseberangan dengan Jokowi akan meningkatkan kepentingan dirinya sendiri maupun kelompoknya guna menaikan elektabilitas parpol masing-masing.
Menurutnya, #MasJOKO dapat berperan sebagai pihak yang meluruskan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan sudah terlanjur tersebar di ruang publik.
“Sehingga msyarakat pun dapat menilai kinerja pemerintahan Jokowi-JK secara objektif, sekaligus meningkatkan pola pikir kritis pada seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Julia.
Untuk itu, gerakan relawan dibawah binaan Sukmawati Sukarnoputri itu mendorong kementrian dan lembaga pemerintah untuk melakukan percepatan perwujudan janji-janji kampanye presiden Jokowi merujuk visi misi kampanye Jokowi pada saat Pilpres 2014.
“Kami mendukung juga tidak hanya mendukung, tapi juga memberikan kritik yang membangun,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan

















