Jakarta, Aktual.com – Keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 melakukan tabur bunga di atas permukaan laut di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jumat (22/1).
Di tepi geladak Kapal KRI Semarang, para keluarga serta kerabat pilot dan pramugari Sriwijaya Air SJ-182 memegang keranjang yang berisi kelopak mawar. Kapal berhenti sekitar pukul 9.30 WIB, tanda acara tabur bunga segera dimulai.
Mata mereka, para keluarga korban, terpaku ke arah laut yang bergelombang karena terpaan angin. Bunga yang digenggam mulai dihamparkan ke permukaan laut. Tanpa berkata, air mata mereka tak kuasa menetes.
Pukul 10.00 WIB, KRI Semarang bergerak, pulang menuju dermaga. Para keluarga korban kembali ke kursi masing-masing, tanda kegiatan tabur bunga telah selesai.
Selama perjalanan pulang, hampir semua keluarga korban terdiam, menundukkan kepala mereka. Bunyi mesin kapal yang bergerak mengiringi kesunyian suasana di tempat duduk para keluarga.
Salah seorang keluarga korban, Gugun, mengaku sudah ikhlas melepas kepergian kakaknya yang menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Kakaknya yang menjadi korban adalah Beben Sopian.
“Kita selalu berdoa. Keluarga sudah ikhlas,” tutur Gugun, Jumat (22/1).
Hari ini, tim SAR membawa puluhan keluarga korban serta kerabat pilot dan pramugari Sriwijaya Air SJ-182 menuju lokasi jatuhnya pesawat. Mereka berangkat dari Dermaga JICT II, Jakarta Utara.
Para keluarga dari korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menuju lokasi tabur bunga di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pagi ini. Kegiatan tabur bunga dimaksudkan untuk menghormati korban kecelakaan pesawat.
Keluarga berangkat dari Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggunakan kapal KRI Semarang sejak pukul 06.30 WIB. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam menuju titik jatuhnya pesawat.
Sementara, berdasarkan operasi SAR sejak hari pertama sampai terakhir, total temuan tim SAR sebanyak 325 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts. Kemudian, material pesawat sebanyak 119, dengan rincian 68 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.
Kini, penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih diteliti oleh KNKT menggunakan analisis data black box FDR yang telah ditemukan pada 12 Januari. Saat ini, pencarian black box CVR masih dilakukan dalam operasi lanjutan agar penyebab jatuhnya pesawat segera terungkap.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i