Jakarta, Aktual.com – SUDIRMAN (24) saat ini tengah menempuh pendidikan jenjang S2 di Science Education School of Education, University College Cork, Irlandia. Pendidikan itu diraih melalui beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sebelum itu, jenjang pendidikan S1 di Universitas Negeri Makasar (UNM) Jurusan Fisika juga diraih melalui beasiswa dari Bidik Misi. Semuanya diraih berkat kecerdasan Sudirman berikut lingkungan keluarganya.
Sudirman lahir di Dusun Tanete, Desa Barana, Kecamatan Bangkalan Barat, Kabupaten Jeneponto, Propinsi Sulawesi Selatan, dari pasangan Ruddin Daeng Rurung (65) dan Salmawati atau Sa Be Daeng Sanging (61).
Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Kakaknya masing-masing Suryani Daeng Ratu, Chaerudin Daeng Nyondri dan Irjawati Daeng Ngimma. Orang tuanya sehari-hari berprofesi sebagai petani jagung yang panennya dua kali dalam setahun.
Kakak tertua Sudirman, Suryani, menuturkan, kecerdasan adiknya sudah diketahui sejak bangku SD di SD Bonto Parang. Kecerdasannya terus meningkat di bangku SMP dan SMA.
“Sejak kelas satu SD sampai SMA, Sudirman selalu menempati ranking pertama. Bahkan saat SMP, Sudirman kerap menjuarai lomba pidato Bahasa Inggris tingkat propinsi. Kemampuan Sudirman dilakukan secara otodidak,” katanya.
Sudirman sendiri menyatakan apa yang diraihnya tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Melalui surat elektronik dari Irlandia, ada tiga hal penting yang ia ingat hingga sekarang. Yakni agama, pesan sosial dan mengenai kepribadian.
Untuk urusan agama, kedua orang tuanya setiap hari senantiasa mengingatkan Sudirman agar menjaga hubungan dengan Sang Maha Segala-Nya. Di kampung halamannya, mengaji, menghafal bacaan sholat adalah bekal utama dalam menjalani hidup.
Sementara pesan sosial adalah ipakalabbiri’ri parangta rupa tau atau menghormati sesama manusia, menjaga keharmonisan antar sesama. Orang tuanya, kata Sudirman, senantiasa menekankan agar menghormati orang lain sehingga orang lain akan menghormatimu.
“Setiap orang tua adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah. Ingat bahwa semua orang adalah tempat kamu belajar menjadi orang,” imbuhnya menirukan ucapan orang tuanya.
Terakhir mengenai kepribadian. Orang tuanya mengajarkan jagaisiri’nu siri’nabijapammanakannu, siri’na nu ma’kampongmu atau lebih tepatnya mengenai harga diri, keluarga dan masyarakat kampung.
Dari ketiga pesan itu, Sudirman menggarisbawahi lima hal penting yang menjadi pembelajaran hidupnya. Yakni jujur, rendah hati, kerja keras, mandiri dan tidak mudah putus asa.
“Ibu saya juga mengajarkan saya untuk menghormati wanita, sebab ia percaya bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Begitupun sebaliknya,” kenangnya.
Bagi Sudirman, kedua orang tuanya adalah ‘pahlawan abadi’ dan ‘guru terbaik’ dalam hidupnya. Seorang ayah yang tidak menamatkan pendidikan SD dan seorang ibu yang bahkan tidak mengenyam pendidikan mampu mendidik anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi.
Kedua orang tuanya, Ruddin Daeng Rurung (65) dan Salmawati atau Sa Be Daeng Sanging sendiri diketahui mendapatkan Apresiasi Orang Tua Hebat 2016 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.
Penghargaan diterimanya bersama 14 orang tua hebat lainnya pada pertengahan tahun ini. Mendikbud berharap penghargaan yang diberikan dapat memotivasi dan menginspirasi orang tua lainnya se-Indonesia.
Penghargaan ini disampaikan Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan DIKMAS, Sukiman, sebagai bentuk apresiasi kepada orang tua yang telah bekerja keras mendidik putra-putrinya. Orang tua yang telah bergerak dengan peluh dan doa ditengah keterbatasan ekonomi.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby