Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jakarta, Senin (18/7). Memasuki hari pertama sekolah dan mulai normalnya aktivitas kerja sejumlah ruas jalan Ibu kota kembali dilanda kemacetan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Kerugian akibat tingginya tingkat kemacetan di Kota Yogyakarta dalam lima tahun mendatang diperkirakan mencapai Rp90 miliar.

“Hitungan kami, kerugian akibat kemacetan di Kota Yogyakarta dalam lima tahun mencapai Rp90 miliar,” ucap Ketua DPD PDI-P Daerah Istimewa Yogyakarta, Bambang Praswanto di Yogyakarta, Selasa (11/10).

Ia menuturkan, potensi kerugian akibat kemacetan yang terjadi diperkirakan mencapai Rp50 juta per hari. Jika potensi kerugian Rp50 juta per hari itu dikalikan dengan total kerugian sebulan mencapai Rp1,5 miliar, lalu dijumlah selama setahun menjadi Rp18 miliar, dan potensi kerugiannya selama lima tahun menjadi Rp90 miliar.

Angka itu, lanjutnya, berasal dari kerugian yang dialami masyarakat karena harus mengalami kemacetan, sehingga beberapa diantaranya harus kehilangan kesempatan mendapatkan pendapatan akibat tidak bisa tiba tepat waktu.

“Potensi kerugian karena kemacetan itu mempunyai dampak multi, sebab karena kemacetan yang terjadi di jalanan mengakibatkan seseorang yang harusnya dapat suatu proyek akhirnya harus merugi karena proyeknya hilang. Sebab kesempatan yang ada pada sektor perekonomian, selalu membutuhkan waktu yang sangat fleksibel. Dan kemacetan lalu lintas acapkali menjadi musuhnya perekonomian,” paparnya.

Lebih jauh, ujar dia, pembangunan hotel yang terjadi diluar dugaan pemerintah Kota Yogyakarta, ikut menambah keruwetan lalu lintas hingga berakibat pada meningkatnya kemacetan di Yogyakarta.

“Sebab, banyak hotel dan penginapan di Yogyakarta tidak menyediakan fasilitas parkir memadai. Akibatnya, badan jalan sering digunakan untuk hal-hal yang bukan peruntukkannya. Maka jadilah kemacetan semakin tinggi,” jelas dia. (ANT)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka