Lansekap pemukiman padat penduduk di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2016). Dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,4 persen per tahun atau 135 ribu jiwa per tahun serta kepadatan penduduk di wilayah DKI Jakarta sebanyak 14.476 jiwa per kilometer persegi mampu memicu berbagai masalah khas perkotaan seperti tata ruang, kesehatan, kemiskinan dan kriminalitas.

Jakarta, Aktual.com — Polusi udara memiliki risiko yang besar bagi kesehatan dan telah menyumbang 3,7 juta kematian prematur di seluruh dunia pada tahun 2012 lalu. Temuan ini dipublikasikan berkat penelitian yang dimuat dalam jurnal Environmental Science: Processes and Impact offers a solution.

Menurut Medical News Today, Selasa (30/8), polusi yang ada di dalam kabin mobil saat macet ternyata jauh lebih banyak dan berbahaya ketimbang saat kendaraan kita bergerak. Lantas apa sih bahaya dari polusi kendaraan itu bagi kesehatan?

Polusi udara memberikan kontribusi untuk kanker paru-paru, asma, penyakit pernapasan lainnya dan telah dikaitkan dengan penyakit jantung juga stroke. Semua penyakit ini jelas berakibat fatal bagi manusia.

Berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Prashant Kumar dari University of Surrey, Inggris menunjukkan bahwa 25 persen dari paparan partikel berbahaya saat berkendara terjadi dalam dua persen.

Dua persen itu dari waktu perjalanan yang dihabiskan pengendara melewati persimpangan dengan lampu lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh kendaraan yang melambat, berhenti, dan merambat saat berada di lampu lalu lintas.

Akibatnya, mobil yang menunggu dalam kemacetan lalu lintas atau lampu merah mengandung lebih dari 40 persen polusi berbahaya.

Lantas bagaimana cara mengatasi bahaya polusi saat kemacetan?

Para peneliti mengimbau kepada masyarakat agar menutup kaca jendela dan mematikan kipas. Hal ini diharapkan untuk mengurangi jumlah paparan polusi.

Jika memang tidak tahan panas, pengemudi disarankan agar menyalakan kipas namun disetting dengan sirkulasi udara hanya mengalir secara internal. Hal ini untuk mencegah udara kotor masuk dari luar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu