Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, angkat bicara soal kemacetan yang terjadi akibat rekayasa lalu lintas disekitaran jalan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Sandiaga pun mengakui bahwa penyebab kemacetan disekitaran jalan Tugu Proklamasi ini disebabkan oleh rekayasa lalu lintas yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta sampai saat ini masih melakukan rekayasa lalu lintas disekitaran Tugu Proklamasi pasca dibukanya Underpass Matraman beberapa waktu lalu.
Jalan yang sebelumnya hanya satu arah ini kini menjadi dua arah. Pembagian jalan menggunakan barrier beton yang dipasang dari depan kantor DPP Demokrat hingga persimpangan Megaria.
Rekayasa lalu lintas itu tentunya menyebabkan kemacetan menumpuk disekitaran jalan Tugu Proklamasi. Kemacetan itupun masih berlangsung hingga saat ini.
“Sekarang bebannya gak nambah, jalannya nambah bebannya gak nambah, tapi kok macet. Inikan ada rekayasa lalu lintas yang tidak tersosialisasikan dengan baik,” ujar Sandiaga di Balai Kota, Jakarta, Senin (23/4).
Dengan kondisi demikian, Sandiaga pun mengatakan, pihaknya akan segera mengevaluasi rekayasa lalu lintas tersebut.
Sandiaga pun mengucapkan, terimakasih atas masukan dan saran dari masyarakat Jakarta atas rekayasa lalu lintas yang selama ini tidak efektif.
“Karena ini masih ujicoba, masih evaluasi, tapi masukan masyarakat kita terima, kita lihat nanti bagaimana rekayasa lalu lintas ini kan, karena yang menjadi penyebab kemacetan ini adalah rekayasa lalu lintas,” beber Sandiaga.
Beberapa warga DKI Jakarta sebelumnya mengeluhkan rekayasa lalu lintas yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta disekitaran jalan Tugu Proklamasi. Bahkan, ada beberapa yang menyalahkan pembangunan underpass Matraman tersebut.
Seperti, Ahmad (43) salah satu penguna jalan asal Jatinegara juga mengeluhkan adanya rekayasa lalu lintas di jalan Proklamasi. Ia menilai rekayasa lalu lintas yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi jalan Ibukota.
“Menurut saya rekayasa lalu lintasnya enggak sesuai. Harusnya kalau pagi diberlakuin satu arah saja, karena kan orang kerja berangkat ke Jakarta. Kalau pulang baru dua arah enggak apa,” kata Ahmad saat ditemui wartawan.
Sementara itu, Teguh (45) pengendara yang menilai pembangunan underpass hanya membuat kemacetan saja.
Teguh pun menyarankan agar sebaiknya Pemprov DKI dapat membenahi dampak kemacetan yang ditimbulkan dari underpass tersebut.
Pria asal Rawamangun ini juga meminta agar sebaiknya lampu merah di jalan Tambak dimatikan kembali. Hal tersebut lantaran menjadi salah satu biang macet dari dampak underpass matraman.
Artikel ini ditulis oleh: