Sampit, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak segenap elemen di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena kemarau diperkirakan masih terjadi cukup panjang hingga satu bulan ke depan.

Prakiraan Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur, Rahmat Wahidin Abdi di Sampit, Selasa, mengatakan, September ini Kotawaringin Timur tetap masuk puncak musim kemarau tetapi di wilayah selatan.

“Perlu diwaspadai di wilayah selatan, yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut,” katanya.

Musim hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur diprakirakan masuknya mulai Oktober dasarian II.

Namun, awal masuk musim hujan itu pun tidak merata, dimulai dari utara dulu, ke tengah, lalu ke selatan.

“Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Desember 2023 dan Januari 2024,” tuturnya.

Namun ketika musim hujan tahun ini diprediksi indeks El Nino tetap positif, artinya curah hujannya tidak begitu tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Tetap masuk musim hujan tapi curah hujannya lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Lebih lanjut Abdi menjelaskan, pada Juni terdapat 101 hotspot atau titik panas. Sebarannya terbanyak di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Selanjutnya pada Juni terjadi penurunan tetapi tidak signifikan yaitu terpantau ada 92 hotspot. Sebaran terbanyak berpindah ke daerah hulu atau utara yaitu Kecamatan Antang Kalang, namun di wilayah selatan pun tetap banyak yaitu di Kecamatan Teluk Sampit.

Selama Juli ada 83 hot spot. Terjadi penurunan sedikit karena ada gangguan atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby yang cukup membantu dengan adanya hujan dengan intensitas lebat pada satu dasarian.

Namun titik panas kembali menguat di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

“Agustus kembali meningkat dan menguat bahkan berkali-kali lipat. Sebarannya mencapai 1.451 titik panas yang terkonsentrasi di Mentaya Hilir Selatan. September sampai tanggal 10 kemarin saja, titik panas sudah mencapai 1.606 titik panas yang terkonsentrasi tetap di Mentaya Hilir Selatan,” ujar Abdi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah