Warga mengambil air di galian lubang yang mereka buat pada aliran Sungai Cipamingkis yang mengering akibat musim kemarau panjang di kawasan Cibarusah, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (29/8). Akibat kemarau panjang, warga sekitar harus rela mengambil air di Sungai Cipamingkis setiap pagi dan sore hari. Kekeringan yang melanda Jonggol sejak lebih dari satu bulan yang lalu ini mulai membuat kesal warga Jonggol, karena bantuan air bersih yang dijanjikan pemda setempat tidak rutin. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Aceh Utara, Aktual.com – Sumur warga di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, kering akibat musim kemarau sebulan terakhir.

“Masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih sejak sepekan lalu, akibat musim kemarau,” kata Nurmala, seorang warga di Desa Pulo Blang, Kecamatan Meurah Mulia, di Aceh Utara,Kamis (25/3).

Untuk mendapatkan air demi keperluan sehari-hari, warga yang sumurnya mengalami kekeringan terpaksa mendatangi sumur warga lainnya yang masih memiliki air.

Bahkan akibat lama tidak turun hujan, banyak sumur warga mengalami kekeringan di desanya. Meskipun sebagian sumur warga lainnya masih terdapat air.

Bagi warga yang sumurnya kekeringan, terpaksa mengambil air di sumur tetangga yang masih ada air. Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak, warga terpaksa membeli air isi ulang.

Sementara itu, warga lainnya di Desa Alu Bieng, Kecamatan Paya Bakong, Safrida, menambahkan, akibat mengeringnya sumur yang dijadikan sumber air bersih oleh warga, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa mengambil air ke meunasah (surau) desa.

Seharusnya untuk mengantisipasi kesulitan air saat musim kemarau seperti sekarang, ada sumur bor. Sehingga, ketersedian air bagi warga tidak terlalu menjadi kendala.

Akibat kondisi kekeringan yang melanda dalam sebulan terakhir, selain kesulitan mendapatkan air bagi warga, juga berakibat pada tanaman sayuran milik petani. Karena ketiadaan air untuk melakukan penyiraman secara rutin. Seperti sayuran hijau, cabai dan lain sebagainya.

Menurut Prakirawan BMKG stasiun Lhokseumawe Kharendra Muiz, mengatakan, secara umum saat sekarang di Aceh memasuki musim kemarau, selain itu cuaca panas yang menyengat tersebut, dipengaruhi karena tidak adanya pertumbuhan awan-awan konvektif atau awan penghujuan, sehingga matahari menyinari dengan maksimal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara