Jika Anda minum obat seminggu sekali, itu memengaruhi Anda secara berbeda dibandingkan jika Anda minum obat setiap hari,” kata rekan penulis Dr. Sarah Hartz, lektor psikiatri di Washington University School of Medicine di St. Louis.

Senada dengan tinjauan alkohol yang dipublikasikan di The Lancet pada Agustus, karya tulis ilmiah Hartz menyebutkan tidak ada tingkat minum yang benar-benar aman sebab terdapat risiko masalah kesehatan, mulai dari tabrakan kendaraan hingga kanker.

Untuk penelitian ini, Hartz dan rekan-rekannya mengambil data dari National Health Interview Survey (NHIS), serta catatan medis dari pasien Veterans Health Administration (VHA).

Dalam kelompok NHIS, minum satu atau dua gelas sekitar tiga kali per minggu dikaitkan dengan risiko kematian terendah secara keseluruhan – bahkan dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari itu.

Namun di luar itu, setiap pertambahan gelas dihubungkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi, temuan para peneliti. Tren serupa diamati pada kelompok VHA.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid