Jakarta, Aktual.co — Mantan Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, Sabtu (14/3), kembali ke Tokyo setelah menyelesaikan perjalanan dari Krimea, yang ditentang oleh pemerintah Tokyo saat ini.
Yukio Hatoyama, yang tiba di bandara Narita dekat ibu kota, tidak berbicara banyak kepada wartawan yang menunggu kedatangannya. 
Tokyo bergabung dengan Barat dalam memperkenalkan sanksi terhadap Rusia karena mengambil Krimea dari Ukraina Maret lalu.
Hatoyama mengunjungi Krimea, karena ingin melihat kehidupan di sana secara langsung, meski ditentang keras oleh Tokyo karena perjalanannya itu bisa dilihat sebagai legitimasi status semenanjung itu.
“Warga Krimea menjalani kehidupan damai bahagia,” kata Hatoyama kepada wartawan di Simferopol, pusat regional di Krimea.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengatakan, sebelumnya pemerintah telah mencoba untuk menghentikan mantan perdana menteri itu melakukan aksi yang tidak lazim dengan bepergian ke Krimea.
Tapi Hatoyama memaksa tetap melakukan kunjungannya ke Krimea, dimana dia mengatakan bahwa referendum tahun lalu, yang diakhiri dengan suara mayoritas pemisahan diri Krimea dari Ukraina, dilakukan sesuai dengan norma-norma demokrasi meskipun ditolak internasional.
Hatoyama, seorang pria yang sangat kaya, menjadi perdana menteri pada tahun 2009 saat memimpin Partai Demokrat Jepang, tapi masa pemerintahannya berakhir hanya sembilan bulan kemudian setelah serangkaian kebijakan yang salah dan blunder.
Upaya diplomasi pribadinya sebelumnya antara lain perjalanan ke Iran pada 2012, yang juga dilakukan sekalipun bertentangan dengan keinginan pemerintahnya.
Krimea, yang merupakan bagian dari Soviet Rusia sampai 1954, secara resmi dianeksasi oleh Moskow pada 18 Maret, yang memicu kecaman internasional.
Televisi Rusia telah mengungkapkan bagaimana Presiden Vladimir Putin memberikan perintah rahasia untuk pasukannya bergerak ke Krimea pada Februari tahun lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu