Penjajah Belanda sudah terusir dari Indonesia, tetapi politiknya “devide et impera”, masih terjadi karena diteruskan oleh anak-anak bangsa yang bermental penjajah.

Bangsa Indonesia sulit untuk bangkit kalau pola pikirnya masih terpecah menjadi orde lama, orde baru atau orde reformasi, untuk menatap ke depan, harus berpijak pada ORDE PROKLAMASI, inilah sejatinya NKRI.

Saat ini Indonesia tidak membutuhkan generasi muda atau generasi penerus, tapi generasi baru, yang berkesadaran baru, cara pandang baru, dan pola pikir baru.

Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tidak ada pengkotak-kotakkan antar generasi atau antar era, misalnya Haji Agus Salim dan Dr Sam Ratulangi berasal dari era Budi Utomo dan Sarikat Islam antara 1901-1912, Bung Karno dan Bung Hatta dari era 1930-an, Dr Rajiman Widiodiningrat dari era Budi Utomo yang usianya jauh lebih tua dari generasinya Bung Karno dan Bung Hatta, namun mereka bisa berkumpul di BPUPKI antara Mei hingga Agustus 1945, sebagai tokoh tokoh lintas generasi, namun satu visi dan satu kesadaran baru.

Mereka adalah generasi baru Indonesia yang kemudian melahirkan sebuah maha karya, lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945, yang didahului dengan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Banyak maha karya lain dari mereka seperti Pancasila dan UUD’45, tapi kemudian dicampakkan oleh para reformis yang terindikasi sebagai antek asing.

UUD’45 mereka acak-acak pasal-pasalnya, sehingga tidak sesuai lagi dengan pembukaannya, ironinya mereka masih menamakan hasil perbuatannya dengan nama yang sama UUD’45, padahal isinya sudah berubah total.

Ada organisasi yang dibentuk untuk mengawal Pancasila dan UUD’45, Sekretariat Bersama Golongan Karya yang lahir tanggal 20 Oktober 1964, mereka rampok juga dan dirubah menjadi Partai Golkar yang hanya berorientasi pada perebutan kekuasaan yang kemudian terbukti hanya diisi oleh para petualang politik, pemburu rente dan koruptor.

Saatnya untuk kembali ke jati diri bangsa, kembali ke cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kembali ke Pancasila, kembali ke UUD 18 Agustus 1945.

Zulkifli S Ekomei, alumni Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. Dan pegiat sosial-politik gerakan kembali ke jatidiri bangsa dan kembali ke UUD 1945 asli