Jakarta, Aktual.com — Kementerian Koordinator Kemaritiman akan mengembangkan budaya maritim di daerah-daerah dan masyarakat yang memiliki potensi, seperti di suku Bajo. Nantinya, budaya lokal tersebut akan diangkat secara internasional.
“Yang kita fokuskan budaya selama ini sudah ada tapi tak terangkat. Pertama suku bajo, atau budaya sasi di NTT. Bagaimana mereka kembangkan budaya marirtim nya, bagaimana cara menangkap ikannya. Budaya itu yang kita terjemahkan. Selama ini tidak di anggap penting tapi hanya diangkat di lokal. Nah ini kita akan angkat secara internasional,” ujar Kepala Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Safri Burhanuddin, di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (29/9).
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi budaya besar yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata.
Selain itu, difokuskan juga bagaimana menggerakkan budaya bersih pantai dan budaya senyum di kalangan masyarakat lokal.
“Kalau bersih pantai, habis kegiatan dia bersihkan pntai tapi kalo sudah jadi budaya otomatis dia akan jadikan sebagian dari hidup mereka. Setiap melihat kotoran itu di angkat. Jadi terjaga alam kita,” tutur Deputi IV Kemenko Kemaritiman ini.
Kemudian juga digalakkan juga budaya senyum, karena ada di wilayah tertentu masyarakat yang tidak senyum, seperti di Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, digalakkan juga budaya senyum.
“Bukan susah tapi memang budaya. Budaya ini yang kita angkat. Agar wisatawan datang harus bisa senyum. Mereka bukan nggak suka senyum tapi budaya itu harus dibiasakan dan di rubah,”
“Kalau dorong wisata tapi budaya ngga dukung kan repot kita. Artinya alamnya sudah bagus tapi orangnya juga harus menunjang,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Kemenko Maritim akan mengeksplorasi budaya suku Bajo pada 20-23 Oktober mendatang.
Artikel ini ditulis oleh: