Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutan saat membuka kongres nasional I keluarga alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (12/11/2016). Dalam kesempatan itu hadir ribuan aktivis KAMMI dan alumni KAMMI dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa tokoh dan politikus yang hadir adalah Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang juga deklarator berdirinya KAMMI, Ketua DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Tokoh Malari Hariman Siregar. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta para CEO dari dunia usaha untuk bersinergi memperbaiki kehidupan masyarakat dalam rangka mengembangkan pasar domestik.

Perbaikan kehidupan masyarakat ini, menurut JK, salah satunya dengan memperbaiki pendapatan masyarakat tersebut. Dengan begitu, pasar dalam negeri pun bisa semakin berkembang.

“Jadi banyak cara untuk lebih baik kalau pendapatan domestik baik tentu akan lebih baik. Makanya kita harus sinergi memperbaiki masyarakat agar pasar kita bertumbuh,” terang Wapres, di Jakarta, ditulis Jumat (9/12).

Menurut Wapres, semua elemen bangsa itu harus secara bersama-sama untuk menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan. “Dan kenapa pemerintah memberikan macam-macam kartu, karena agar stabilitas konsumsi terjaga,” tandas dia.

Dia menegaskan, kalangan pengusaha dan para CEO itu lebih mampu untuk meningkatkan kemampuan pendapatan masyarakat, akan tetapi tetap membutuhkan masyarakat.

“Kalau dalam negeri saja sulit di mana kita menjual sesuatu (hasil produksi)? Artinya, kita semua dengan berbagai kepentingan berbeda, tapi terikat (untuk membuka pasa),” tegas JK.

JK pun menceritakan pengalaman yang sulit ketika masih menjadi pengusaha saat musim krisis 1998/1999 lalu. Dia terus bersinergi dengan masyarakat untuk mengembangkan ekonomi rakyat.

“Jadi memang kita butuh sinergi (dengan masyarakat),” ucapnya.

Apalagi saat ini, kata dia, dengan penduduk yang besar yaitu 250 juta, tentu menjadi pasar yang besar. Dan untuk mencukupi pasar itu, salah satunya JK mengakui pemerintah harus melakukan kebijakan impor. Salah satunya inpor pangan. Sehingga banyak kebijakan impor.

“Contohnya saja kita masih impor jagung, daging, dan lainnya berarti pasar itu masih terbuka. Ini karena pasar kita besar. Dan di semua keadaan yang susah, pangan selalu dibutuhkan,” tegasnya.

JK sendiri memang mengeluhkan masih tinggibya impor. Mestinya pasar yang besar ini, jangan dinikmati negara lain, justru dunia usaha dan para CEO yang harus bisa mencukupi pasar yang besar itu.

“Makanya kita (dunia usaha) harus melihat kedalam, kita itu punya penduduk 250 juta, tapi pada saat yang sama kita msh impor. Sementara sekarang semua negara lebih proteksionis,” ungkap Wapres.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka