Materi pelatihan itu terdiri antara lain dari pembuatan alat tangkap ramah lingkungan, nilai tambah pada pengolahan hasil perikanan, dan budidaya ikan hias air laut.

“BRSDM telah mendukung kegiatan kerja sama selatan-selatan sejak tahun 2019, dengan jumlah peserta lebih dari 410 peserta dari 51 negara,” ucapnya.

Kerja sama guna memfasilitasi kegiatan internasional lainnya yang dilakukan BRSDM antara lain adalah menyelenggarakan pertemuan Komite Keilmiahan dari Komisi Konservasi Tuna Bluefin Selatan (CCSBT) ke-22 di Yogyakarta, Agustus 2017.

Pertemuan tersebut, lanjutnya, rutin diselenggarakan setiap tahunnya secara bergiliran oleh anggota CCSBT yang merupakan bagian dari Organisasi Pengelolaan Perikanan Regional (RMFO).

Mandat dari pertemuai itu adalah memastikan penerapan manajemen penangkapan tuna yang berkelanjutan serta mengatur konservasi serta manajemen stok tuna.

Terkait stok ikan, BRSDM juga telah melakukan “stock assessment” Sumber Daya Ikan yang pada 2016 tercatat perhitungan stok ikan nasional adalah 12,5 juta ton.

Jumlah tersebut, lanjutnya, meningkat dari sebelumnya 7,3 juta ton pada 2013 dan 9,9 juta ton pada tahun 2015.[ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid