Jakarta, Aktual.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menayangkan sikap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang tak mempunyai konsep untuk membangun listrik di Indonesia Timur. Padahal di sini banyak industri perikanan yang membutuhkan pasokan listrik.
“Presiden Jokowi (Joko Widodo) sudah bagus. Kalau ingin sektor perikanan dan poros maritim maju, terutama di Indonesia Timur, maka kuncinya harus ada pembangkit energi listrik. Kalau tidak hanya omong doang,” cetus Wakil Ketua Kadin Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto, di Jakarta, ditulis Kamis (3/11).
Namun sayangnya, kata dia, PLN tak memiliki konsep untuk membangun listrik di daerah Timur, sepeeti Maluku Utara. “Kita sudah telepon Pak Sofyan Basyir (Dirut PLN) ternyata rencana kerja mereka untuk melistriki daerah timur itu belum ada. Bagaimana kita dunia usaha disuruh benahi sektor perikanan kalau listrik engga ada?” tandasnya.
Menurutnya, pasokan listrik itu menjadi keniscayaan. Dan pelaku usaha di sana tak bisa juga terus-terus menggunakan solar, genset atau moblie powerplan yang cost-nya lebih tinggi.
“Pasokan listrik itu penting. Kl tidak ada buat apa? Ikannya ada, tapi tak ada pabrik buat apa? Makanya PLN mesti bangun di Indonesia timur atau di sentra perikanan. Dan itu dalam waktu cepat, agar industri perikana jalan, agar ada listrik, ada air bersih, dan ada cold storage,” paparnya.
Dia memberi contoh, ikan-ikan di wilayah Morotai banyak ikan-ikan tuna, tapi karena tidak ada listrik maka ikannya tak segar lagi, nilai tambahnya pun kecil.
“Di Morotai tunanya harganya tinggi, tapi ga ada listrik tidak segar maka tak terkumpul. Jadi sia-sia. Padahal kalau tuna langsung di ekspor ke Jepang bisa nilainya Rp300 juta, kalau hanya ke nelayan Rp 10 juta,” papar Yugi.
“Jadi kalau kebutuhan domestik terpenuhi, kita bisa ekpor. Dan itu manfaatnya banyak. Makanya, kami minta listrik terpenuhi, sehingga dampaknya bisa recover ekonomi hingga sebanyak 40 persen,” imbuh dia.
Untuk itu, pola pikir PLN jangan lagi berpikir kurang ekonomis membangun pembangkit di Indonesia timur. Karena PLN itu agen pembangunan dan tak hanya berpikir cari untung.
“Dia BUMN, maka sebagai agen pembangunan. Harus ada sisi sosialnya. Jika di situ industri hidup, maka pajak akan naik. Dan PLN harus investasi besar. Karena harus dibangun secepatnya. Jangan lagi seperti sekarang yang lama,” jelas dia.
Jadi isu energi, kata Yugi, harus mendukung poros maritim dan industri perikanan. “Teknisnya, PLN bisa berkoordinasi dengan PGN, agar lebih murah. Dan kelistrikan di Indonesia timur juga bagian dari 35 ribu mega watt kan,” pungkasnya.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka