Semarang, Aktual.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membantu upaya revitalisasi enam taman budaya agar memiliki fasilitas gedung yang representatif, untuk berbagai aktivitas seni budaya di daerah.

“Enam taman budaya itu adalah Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat,” kata Direktur Jendera Kebudayaan Kemdikbud Kacung Marijan saat mengisi acara Temu Redaktur Kebudayaan di Semarang, Jawa Tengah, Jumat malam (7/8).

Ia mengemukakan sejak 2013 pihaknya bekerja sama dengan daerah-daerah untuk mendesain kembali gedung-gedung taman budaya yang sudah dibantu perbaikan bangunan fisiknya.

“Kami menemukan ada sejumlah taman budaya yang atapnya mau roboh. Namun demikian sejumlah daerah yang lain sudah memiliki taman budaya yang sudah cukup bagus, seperti Jawa Tengah yang di Solo, Yogyakarta, Bali dan Jawa Timur,” katanya.

Guru besar Fisip Universitas Airlangga Surabaya ini mengemukakan akan terus mendorong dan membantu fasilitas kebudayan di daerah untuk pemerintah daerah yang betul-betul serius. Ia menilai ada daerah yang tidak betul-betul serius untuk mengembangkan kebudayaan dan hanya bergantung ke pemerintah pusat.

“Ada daerah yang merencanakan pembangunan taman budaya senilai Rp50 miliar. Pemerintah daerah itu hanya menganggarkan Rp300 juta, sementara lebihnya ke kami. Masak serius itu? Kami betul-betul membantu daerah yang serius dengan komposisi anggaran rata-rata 50 persen lah,” kata dia.

Pada kesempatan itu Kacung juga menyampaikan betapa pentingnya kebudayaan dalam proses pembangunan bangsa ke depan. Selama ini acapkali kebudayaan dalam poses pembangunan hanya dianggap sebagai penopang, bukan sebagai pertimbangan utama.

“Indonesia harus menjadikan kebudayaan sebagai arus utama dalam pembangunan. Semua aspek pembangunan harus memperhatikan kebudayaan. Kementerian Pekerjaan Umum saat akan membangun fisik, kalau ada candi jangan diterabas. Kementerian Kehutanan juga harus memperhatikan masyarakat adat. Demikian juga dengan Kemenlu karena kebudayaan bisa menjadi sarana diplomasi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: