Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) bersama pimpinan Universitas Syiah Kuala (USK) yang berlangsung di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025).
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) bersama pimpinan Universitas Syiah Kuala (USK) yang berlangsung di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025).

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI mendorong seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Otonom di Indonesia memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Melalui keterangan di Jakarta, Sabtu (8/2), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi menekankan kontribusi perguruan tinggi pada pembangunan dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi secara internal juga memajukan masyarakat sekitar.

“Perlu dipikirkan ulang bagaimana skema pendanaan agar (riset) dapat berdampak langsung, sehingga bisa menjadi generate income pada titik tahun tertentu,” katanya.

Salah satunya, kata Khairul, di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, yang harus turut mengintervensi kualitas rendah numerasi siswa SMA di Aceh dengan skor 55,97 persen sebagaimana data Rapor Pendidikan 2024.

Begitupun ketika perguruan tinggi mampu menciptakan riset yang aplikatif, sambungnya, seperti university-farm, dapat berdampak pada kondisi kesehatan keuangan internal yang lebih besar

Masyarakat, lanjut Khairul, juga semestinya menjadi pihak yang lebih merasakan manfaat langsung dari perguruan tinggi yang berorientasi pada pembangunan. Sebab meski di Aceh terdapat 14 PTN, angka kemiskinan di Aceh masih tergolong tinggi mencapai 12,64 persen pada tahun 2024.

“Ini menjadi pertanyaan besar, apakah ada korelasi antara kehadiran perguruan tinggi di sebuah wilayah dengan konteks penurunan kemiskinan di wilayah tadi,” ujarnya.

Oleh karena itu Khairul berharap adanya refleksi dan kontribusi para PTN atas kondisi daerahnya masing-masing. Ke depan, aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi akan dijadikan sebagai tanggungjawab institusi atau lembaga, tidak hanya jadi beban individu.

Melalui hal tersebut, Khairul optimistis kebutuhan untuk mewujudkan perguruan tinggi yang lebih berdampak harus segera dikerjakan bersama-sama.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra