Jakarta, Aktual.com — Kepala Seksi informasi Haji Kementerian Agama (Kemenag) Affan Rangkuti menyebutkan, jemaah haji asal Indonesia yang menjadi korban dalam musibah yang terjadi di Mina, Arab Saudi, tidak berangkat dengan rombongannya.
“Jemaah tersebut tidak dibawa atau dengan rombongannya untuk melakukan ibadah melempar jamrah. Ini mungkin diduga atas keinginannya sendiri,” kata saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (24/9) malam.
Hal itu, kata Affan, karena kejadian yang menelan ratusan korban tersebut terjadi pada pukul 07.30 waktu Arab Saudi adalah waktu yang diimbau bagi jemaah haji Indonesia, untuk tidak melakukan ibadah melempar jamrah.
“Jemaah haji kita diimbau untuk melakukan ibadah melempar jamrah pada malam hari, mengingat telah ada prediksi pada pukul 08.00-11.00 waktu Arab terjadi kepadatan. Adapun jemaah yang melakukan lontaran di luar imbauan itu sulit diantisipasi, mengingat banyak manusia di Mina,” katanya lagi.
Terkait dengan korban yang berasal dari Indonesia tersebut, Affan mengatakan pihak pemerintah belum dapat mempublikasikannya dengan alasan kehati-hatian dan menjaga psikologis keluarga jemaah haji.
“Namun memang dari informasi yang di sana ada korban WNI benar adanya. Akan tetapi nama dan identitas lainnya masih kami telusuri karena prinsip kehati-hatian dan menjaga psikologis keluarga jemaah haji di Indonesia, sebaiknya tunggu saja informasi resmi dari pemerintah,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan terjadi peristiwa desak-desakan jemaah haji di di Jalan Arab 204 pada pukul 7.30 waktu Arab Saudi, pada saat jemaah akan melakukan lontar Jamrah Aqabah. Kejadian tersebut menimbulkan korban meninggal dunia sampai saat ini ada 220 orang, dan korban luka 450 jemaah yang kebanyakan dari negara wilayah Arab dan Afrika (Mesir).
Di antara korban tersebut, dikabarkan ada tiga korban WNI yang meninggal dalam musibah jemaah terinjak-injak di Jalan Arab 204, Mina.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu