Jakarta, aktual.com – Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Fuad Nasar menyampaikan ucapan selamat milad ke-47 Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menilai kehadiran MUI telah menjawab panggilan risalah dan sejarah bangsa Indonesia.

“Semoga MUI terus menjadi pembimbing, pencerah, dan pengawal keberagamaan umat,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (26/7).

Fuad menjelaskan panggilan risalah yang dimaksud yakni dakwah yang mengajak pada kebaikan dan mencegah keburukan, merajut ukhuwah umat dan ukhuwah ulama selaku pemimpin umat dengan landasan nilai-nilai dan semangat Islam.

Sementara panggilan sejarah yaitu mengawal partisipasi dan tanggung jawab umat Islam serta para ulama terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana umat dan para ulama memiliki andil yang besar di masa lalu.

Menurutnya semenjak MUI dibentuk dalam musyawarah ulama seluruh Indonesia di Jakarta pada 1975, umat Islam secara resmi memiliki wadah tempat merajut kesatuan dan membina kekuatan umat. Pembentukan MUI juga sebagai upaya menjalin kerja sama dan menghilangkan kecurigaan antara ulama dan umara (pemerintah).

“Eksistensi MUI di seluruh Tanah Air dengan tugas dan peran kelembagaan yang dijalankannya dari satu periode ke periode berikutnya telah menjadi sulaman indah sejarah kontemporer umat Islam Indonesia,” katanya.

Ia mengemukakan bangsa Indonesia di era post-kolonial mewarisi tiga tantangan, meliputi kemiskinan, perpecahan, dan kebodohan. Fuad menilai tiga tantangan tersebut terus diselesaikan selama tujuh dekade terakhir meski belum dihilangkan secara total.

“Peran dan kontribusi ormas keagamaan khususnya dalam hal ini ormas-ormas Islam, termasuk MUI, sangat diperhitungkan sebagai mitra pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih baik pada setiap masa selama agama tetap mengakar dalam jiwa bangsa,” kata Fuad Nasar.

MUI berdiri pada Sabtu, 26 Juli 1975 bertepatan dengan 7 Rajab 1395 Hijriah. Saat itu, sebanyak 26 ulama dan cendekiawan Muslim dari 26 provinsi berkumpul di Jakarta membicarakan wadah musyawarah yang menaungi umat Islam Indonesia.

Buya Hamka terpilih sebagai Ketua MUI pertama. Ahli Tafsir Al-Azhar asal Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat ini memimpin MUI selama enam tahun hingga wafatnya.

Pada Milad ke-47, MUI mengusung tema “Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebhinekaan”. Tema ini selaras dengan tujuan MUI dalam mewujudkan ukhuwah Islamiyyah dan kerukunan antarumat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain