Sampang, aktual.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sampang, Jawa Timur berjanji akan segera mengusut hilangnya uang tunjangan profesi guru di rekening Bank Tabungan Negara (BTN) yang dikeluhkan para guru penerima tunjungan tersebut.
“Kami akan melakukan pengecekan terkait kasus ini ke pimpinan BTN Sampang,” kata Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Sampang, Mawardi, di Sampang, Minggu (10/2).
Dia mengemukakan hal ini, menanggapi laporan hilangnya uang tunjangan profesi guru non-PNS di bawah naungan Kemenag Sampang, Madura, Jawa Timur pada beberapa hari lalu.
Sebelumnya, penerima tunjangan profesi guru non-PNS bernama Yenni Tri Yulianti Anggraini (34), yakni seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) asal warga Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang melaporkan hilangnya uang tunjangan profesi guru di nomor rekening miliknya.
Penerima tunjangan ini mencurigai, telah menjadi korban sasaran kejahatan perbankan bermodus duplikasi data pribadi atau ‘skimming’.
Namun pihak Kemenag Sampang berpendapat lain. Mawardi menduga, hilangnya saldo tunjangan fungsional tersebut hanya kesalahan sistem.
Sebab, menurut dia, kejadian seperti itu bukan hanya dialami Yenni, melainkan guru penerima lainnya.
“Maklum, penerima tunjangan di Sampang mencapai 3.000 guru non-PNS se-Kabupaten Sampang,” katanya.
Ia lebih lanjut menjelaskan, sampai saat ini sudah ada tiga orang guru penerima tunjangan bermasalah seperti yang dialami guru MI asal Desa Sokobanah Daya, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Madura itu.
“Ada yang ketukar, ada juga yang saldo double. Ini saking banyaknya penerima yang diproses, tetapi akhirnya diproses ulang,” kata Mawardi.
Oleh karenanya, dia berjanji yang bersangkutan tidak perlu panik terkait hilangnya uang tunjangan profesi guru non-PNS di rekening penerima tunjangan itu.
Sebelumnya suami Yenni, Abdul Wafi (35) menceritakan, istrinya merupakan penerima tunjangan sebesar Rp3 juta.
Namun, saat mengecek ke anjungan tunai mandiri (ATM) BTN, ia malah kaget, karena saldo rekening tunjangan fungsional milik istrinya itu tidak ada.
“Padahal buku rekening dan ATM masih ditangan kami,” katanya.
Berbagai upaya dilakukan Yenni agar saldo tunjangan yang hilang tersebut ada titik terang.
Guru yang sudah mengajar 12 tahun di MI Roudotul Islam, Desa Sokobanah Tengah, Kecamatan Sokobanah itu, langusng memberitahu ke Kantor Kemenag Sampang dan pihak bank.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin