Jakarta, Aktual.com – Kementerian Agama (Kemenag) terus mengevaluasi pelaksanaan umrah uji coba yang diterapkan Arab Saudi selama masa pandemi COVID-19.

Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Oman Fathurahman dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/11) mengatakan tim Kemenag sudah ke Arab Saudi, untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan yang terjadi selama jamaah berada di Tanah Suci ketika umrah saat musim pagebluk.

Ia mengatakan berdasarkan hasil pengawasan, Kemenag meminta penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) untuk melakukan persiapan secara lebih komprehensif terkait penyelenggaraan umrah di masa pandemi, termasuk dalam sosialisasi dan edukasi jamaah.

“PPIU yang akan memberangkatkan jamaah umrah pada masa pandemi COVID-19 harus mempersiapkan jamaahnya. Kuncinya edukasi. Jadi PPIU harus memberikan edukasi secara intensif dan terperinci terkait prosedur pelaksanaan ibadah umrah saat pandemi,” kata dia.

Ia mengatakan tim yang dipimpinnya berangkat ke Saudi merupakan utusan Menteri Agama Fachrul Razi. Tim bertugas memastikan kelancaran, koordinasi dan pengawasan pelaksanaan umrah di masa pandemi.

Pemerintah Arab Saudi pada 1 November 2020 mulai melakukan uji coba menerima jamaah umrah. Indonesia memiliki kehormatan menjadi salah satu negara yang pertama melakukan uji coba.

Total ada 359 anggota jamaah umrah asal Indonesia yang terbang ke Arab Saudi dalam tiga fase keberangkatan tanggal 1, 3 dan 8 November 2020. Belakangan diketahui beberapa orang jamaah Indonesia positif terinfeksi COVID-19 setelah dilakukan tes usap.

Oman mengimbau PPIU untuk selalu mendidik dan menyosialisasikan pada jamaah sebelum berangkat mengenai protokol kesehatan, termasuk diberi pemahaman soal situasi dan kondisi di Arab Saudi.

Menurut dia, Saudi kini melakukan prosedur ketat untuk para jamaah umrah sehingga agar diterapkan ketaatan, kepatuhan dan kedisiplinan dalam beribadah di Tanah Suci.

“Protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan secara disiplin dan ketat untuk memastikan jemaah tetap sehat dan tidak terpapar COVID-19. Jika ada satu jamaah saja yang kedapatan positif COVID-19, apalagi saat sudah berada di Saudi, maka akan berdampak pada jamaah lainnya yang berangkat dalam satu rombongan” katanya. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin