Jakarta, Aktual.com – Pulau Bungin, Desa Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, terkenal dengan sebutan ‘Pulau Terpadat di Dunia.’ Dengan luasan lahan hanya lebih kurang 8 hektar, pulau Bungin dihuni lebih 4.000 penduduk. Saking padatnya, nyaris tidak ada tanaman yang terlihat tumbuh di pulau kecil ini, semua ruang pulau telah dipenuhi perumahan penduduk yang padat. Mayoritas penduduknya adalah para nelayan Suku Bajo.
Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk super padat ini, sejak 2015, Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), mengembangkan program budidaya Ikan Kerapu dengan sistem keramba apung.
“Alhamdulillah, setelah 2 tahun berjalan, program ini bisa dikatakan sangat berhasil. Karena tidak hanya berhasil mengembangkan budidaya ikan kerapu-nya saja, tetapi juga berhasil mengembangkannya menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, dan malah kini Pulau Bungin menjadi terkenal sebagai destinasi wisata kuliner ikan kerapu di Sumbawa Besar,” ujar Direktur Pengembangan Daerah Pulau Terpencil dan Terluar, Hasrul Edyar, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (24/1).
Di Kabupaten Sumbawa, terdapat 3 lokasi percontohan program budidaya Ikan Kerapu yang dikembangkan oleh Kemendes PDTT, yakni di Desa Bungin, Kecamatan Alas; Desa Labuhan Bajo, Kecamatan Alas; dan Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Torano. Lokasi-lokasi tersebut yang kemudian mendapatkan fasilitasi dari Kemendes PDTT berupa sarana dan prasarana untuk budidaya Ikan Kerapu.
Pada tahun 2015, setiap Kelompok Pembudidaya Ikan Kerapu di 3 lokasi percontohan diatas, mendapatkan bantuan tahap I program budidaya ikan kerapu berupa 4 unit atau 32 lubang keramba apung, bibit ikan kerapu 7.000 ekor, pakan ikan, dan perahu jukung 1 unit. Ikan-ikan kerapu jenis Kerapu Cantang itu bisa dipanen antara 6 – 8 bulan.
Setelah program berjalan 2 tahun, dan telah berhasil menikmati beberapa kali panen raya, para nelayan Pulau Bungin kemudian mengembangkan program ini tidak hanya sekedar budidaya ikan kerapu saja, tetapi menjadikan lokasi area budidaya menjadi destinasi wisata. Diatas karamba-karamba apung itu, kemudian dibangun restoran-restoran apung yang menyediakan kuliner seafood, wisata memancing, dan snorkeling melihat terumbu karang sekitar lokasi.
“Selama tahun 2017 wisatawan yang datang sekitar 13.700 orang. Beberapa wisatawan asing yang hendak pergi ke Pulau Moyo sering mampir disini dulu,” ujar Tison, Ketua Kelompok Pembudiaya Ikan Kerapu Pulau Bungin.
PulauMoyo adalah destinasi wisata paling populer di Kabupaten Sumbawa. Sukses mengelola bantuan peningkatan kesejahteraan masyarakat pulau kecil ini, membuat Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar, Kemendes PDTT, kembali menyalurkan fasilitasi bantuan tahap II untuk tahun anggaran 2017.
Pemberian bantuan tahap II ini berupa rumpon apung 2 unit, landasan apung (rumah apung) 1 unit, alat pembersih keramba (sprayer) 3 unit, freezer (kulkas pendingin ikan) 3 unit, jaring karamba besar 12 buah, dan jaring karamba kecil 12 unit. Semuanya senilai sekira Rp 1,9 miliar. “Dengan bantuan tahap 2 ini, diharapkan nelayan semakin semangat mengembangkan budidaya ikan kerapu serta memfasilitasi lokasi ini menjadi destinasi wisata yang layak,” tambah Hasrul.
Acara serah terima bantuan Tahap II ini dilakukan di Pulau Bungin, Minggu, 21 Januari 2018, bersamaan dengan acara panen raya budidaya Ikan Kerapu. Hadir dalam acara ini sejumlah pejabat di lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sumbawa dan pejabat setempat.
“Bantuan ini diharapkan bisa memicu program-program percontohan budidaya ikan khususnya kerapu di wilayah-wilayah lain, utamanya untuk mendukung 4 program prioritas Kemendes PDTT dari segi pengembangan Pengembangan Produk Unggulan Perdesaan (Prukades) dan pemanfaatan Bumdes dalam pengelolaan serta peningkatan ekonomi warga desa” ujar Johozua M Yoltuwu, Direktur Jendral Pengembangan Daerah Tertentu, Kemendesa PDTT dihubungi secara terpisah.
Selaindi Pulau Bungin, Sumbawa, program penyaluran bantuan budidaya ikan kerapu juga dilakukan oleh Kemendesa PDTT di Pulau Sabu, Maluku Utara; Pulau Raijua, Maluku Utara; Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, Pulau Rote Kabupaten Rotedao, Ketapang, Kalimantan Barat, Morowali, Sulawesi Tenggara, dan Buton, Sulawesi Tenggara.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka