Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membangun 200 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah ada untuk menopang rencana program pembangunan pemerintah.

“Dari hasil pertemuan ini kami akan melakukan penyesuaian dari yang kita miliki sekitar 200 SMK yang mungkin akan dibangun di tahun ini,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Senin (2/3).

Kemdikbud kata dia ke depan akan melakukan penyesuaian lagi untuk SMK berbagai bidang Menurut Anies, pemerintah akan membangun sejumlah SMK terutama untuk program pertanian, infrastruktur, pariwisata dan kemaritiman.

Menteri menambahkan kementeriannya akan mendorong program-program tersebut untuk dipelajari di tingkat SMK.

“Akan ada SMK pertanian, kemaritiman dan yang kami akan dorong juga adalah SMK pariwisata karena ke depan diperkirakan dalam 7-10 tahun yang akan datang pendapatan Indonesia terbesar adalah dari sektor pariwisata,” kata Anies.

Kementerian, tambah Anies, masih merencanakan berapa jumlah SMK untuk masing-masing program tersebut.

“Nanti sesudah dapat perbidangnya akan kami sampaikan,” kata Menteri yang menambahkan pihaknya juga mempersiapkan penambahan guru untuk mengajar di SMK tersebut.

Sebelumnya, Menteri Anies dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Susilo sepakat untuk mengoptimasi sekitar 900-an SMK Bidang Perikanan dan Kelautan di tanah air guna menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung Pembangunan Kemaritiman di Indonesia.

Menko Kemaritiman dan Mendikbud juga sepakat untuk menetapkan 10 SMK Perikanan dan Kelautan Unggulan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Tual, dan Sulawesi Utara sebagai SMK Percontohan.

Khusus untuk bidang agribisnis perikanan dan agribisnis rumput laut, Indroyono mengatakan diupayakan kurikulum pendidikan mencapai 70 persen praktik dan 30 persen teori, dari kegiatan budidaya perikanan, pengolahan produk perikanan hingga pengembangan kewirausahaan agribisnis melalui dukungan pembiayaan bank dan non-bank.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid