Jakarta, Aktual.co —Virus hepatitis A menyerang 358 orang pada Januari-September 2014, kata Staf Ahli Kementerian Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Prof Agus Purwadianto di Jakarta, Kamis.

“Kejadian luar biasa hepatitis A pada saat itu terjadi di Sumatera Barat, Bengkulu dan Kalimantan Timur,” kata Agus yang juga Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia.

Ia menjelaskan jumlah penderita hepatitis A di Kecamatan Teluk Sagara, Kabupaten Bengkulu, sebanyak 19 orang, sementara Kecamatan Batu, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur mencapai 179 orang.

Sedangkan jumlah penderita penyakit hepatitis A di Kecamatan Kamang dan Kecamatan Balai, Sumatera Barat sebanyak 130 orang.

“Dari data yang kami terima, jumlah penderita penyakit itu meningkat,” ujarnya.

Mantan Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan itu mengemukakan tahun 2013 virus hepatitis menyerang delapan provinsi yaitu Kepulauan Riau, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Jumlah kasus hepatitis A yang ditemukakan sepanjang tahun 2013 di Kabupaten Kepri sebanyak 87, Lampung 11, Sumatera Barat 55, Jambi 26, Banten 7, Jawa Barat 2, Jawa Tengah 26 dan di Jawa Timur ditemukan 177 kasus.

“Permasalahan ini menjadi perhatian khusus pemerintah,” katanya.

Agus menambahkan Indonesia merupakan salah satu negara endemis. Pengendalian hepatitis masuk menjadi salah satu program penyakit menular langsung di Indonesia sejak tahun 2011.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan pengendalian penyakit mematikan itu berdasarkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah.

Program pengendalian dilaksanakan secara terpadu melalui pengembangan kemitraan dan jejaring kerja secara multi disiplin, lintas program dan lintas sektor.

Selain itu, lanjutnya pengendalian dikelola secara profesional, berkualitas, merata dan terjangkau melalui penguatan sumber daya manusia. Survei untuk kepentingan bahan informasi dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien melalui pengawasan berkelanjutan.

“Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, sedangkan hepatitis B dan C dapat menjadi kronis. Ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid