Jakarta, Aktual.com – Temuan kasus polio di Madura dan Klaten membuat pemerintah menyatakan outbreak polio. Konsekuensinya, dilakukan imunisasi tambahan dengan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (Sub PIN Polio).
Kementerian Kesehatan diketaui juga melakukan surveilans di daerah sekitar temuan kasus. Hasilnya, ditemukan sembilan anak sehat yang terdapat virus polio.
Kemarin (25/1) Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rondonuwu mengatakan, setelah diketahui ada anak yang lumpuh layu dan positif polio, pihaknya melakukan investigasi. Sasarannya adalah anak sehat yang berada di sekitar pasien.
”Kami periksa laboratorium. Dari sampel 30 anak, sembilan positif virus (polio),” ujarnya.
Meski demikian, sembilan anak itu tidak bergejala. Hal tersebut, menurut Maxi, menandakan bahwa virus polio sudah bersirkulasi. Jenis virus polionya sama, yakni tipe 2. Namun, karena tidak mempunyai gejala, maka tidak dikatakan kasus polio.
Pada 15 Januari lalu, dimulai Sub PIN Polio pertama. Waktunya sepekan. Vaksin polio yang digunakan adalah novel oral polio vaccine type 2 (nOPV2). Sasarannya 8,4 juta anak usia 0 sampai 7 tahun. Pada akhir Sub PIN polio pertama, hanya 97 persen dari sasaran yang dapat vaksin tersebut.
Kemudian Kemenkes memberikan waktu sepekan lagi untuk setiap dinas kesehatan menyisir siapa saja yang belum dapat vaksin.
Sub PIN Polio ini merupakan rekomendasi dari Komite Imunisasi Nasional. Diselenggarakan dua putaran. Setelah Sub PIN pertama, Sub PIN kedua dilakukan pada 19 Februari nanti.
”Di Sleman tidak ada kasus polio, tapi karena berbatasan dengan daerah yang ditemukan polio, maka Sub PIN diperluas,” ucapnya.
Temuan kasus polio ini merupakan salah satu dampak dari imunisasi yang kendur. Maxi memaparkan, pada 2020–2021 atau saat pandemi Covid-19, cakupan vaksin polio melalui oral (OPV) memang rendah.
”Yang vaksin suntik atau IPV ini setiap tahun juga rendah,” ujarnya.
Dia minta agar vaksinasi rutin diberikan kepada anak sesuai dengan tahapan usianya.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi