Jakarta, Aktual.com — Terkait permasalahan kabut asap yang terjadi di pulau Sumatra, Kementerian Kesehatan menginstruksikan agar adanya pelayanan ekstra bagi wilayah yang terkena dampak tersebut.
Kemenkes menyarankan, agar semua rumah sakit dan Puskesmas di kawasan itu menyiapkan segala pasokan barang yang dibutuhkan seperti masker dan obat-obatan.
Hal itu diungkapkan oleh Achmad Yurianto, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.
“Tidak ada penambahan posko kesehatan, tapi Puskesmas dan rumah sakit yang ada di sana dioptimalkan,” ujarnya, pada Selasa (8/9) di Kemenkes, Jakarta Selatan.
Tebalnya kabut asap yang melanda beberapa kota seperti Pekanbaru (Riau), Jambi, Sumsel, dan lainnya kerap membuat terganggunya aktivitas dan juga memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan terutama anak-anak.
“Polutan yang berasal dari asap kebakaran lahan, memang memiliki dampak serius terhadap kesehatan tubuh. Tetapi akibatnya akan beda manakala imunitas catat sistem kekebalan tubuh seseorang berbeda. Komplikasi yang sering terjadi adalah pada anak-anak. karena, Anatomi anak-anak juga kan pendek-pendek, sehingga penyebaran semakin cepat. Terlebih Anak kecil belum pandai membuang ingus. ini yang menyebabkan saluran infeksi paru-paru cepat menyerang anak-anak,” ungkap Yuri menjelaskan.
Oleh sebab itu, Kemenkes sudah mengambil langkah antisipasi sejak bulan Mei 2015 terkait meluasnya kebakaran hutan serta lahan di sejumlah wilayah yang bisa menyebabkan pernafasan terganggu juga iritasi mata.
“Kebutuhan penanganan kebakaran hutan adalah masker, obat-obatan dan akan diberikan secara dini. Hal itu langsung dapat tertangani. Sementara kalau ada yang datang dengan penyakit kronis akan lebih sulit,” Ucap Achmad.
“Jadi regulasinya atau birokrasinya, Kepala Daerah memprediksikan berapa yang mereka perlukan, langsung mengajukan ke BNPB bukan Kemenkes karena Kemenkes hanya ‘support’ fasilitas dan akses kepada pemerintah daerah ke BNPB. Jadi birokrasinya cepat,” jelasnya menutup pembicaraan.
Artikel ini ditulis oleh: