Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat rendahnya penawaran masuk dalam lelang SUN (Surat Utang Negara) pada Selasa (19/1) terjadi akibat kondisi pasar keuangan yang belum stabil karena adanya kekhawatiran dari kondisi domestik maupun global.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu, Deni Ridwan di Jakarta, Selasa (19/1), mengatakan salah satu faktor tersebut adalah kecemasan atas jumlah kasus COVID-19 yang masih tinggi.

Selain itu penawaran masuk pada lelang SUN yang lebih rendah 43,1 persen dari lelang SUN pada Selasa (5/1) juga dipengaruhi oleh investor yang menunggu pelantikan Presiden terpilih AS dan arah perbaikan ekonomi AS yang dapat mempengaruhi pasar keuangan.

“Terdapat juga pengaruh aksi risk off yang dilakukan oleh investor, seiring dengan meningkatnya volatilitas US Treasury (UST) yang beberapa hari terakhir levelnya cenderung naik,” katanya.

Meski demikian, menurut dia, permintaan investor untuk SUN dengan tenor panjang seperti FR0087 dan FR0083 masih tetap tinggi.

“Pada lelang kali ini, incoming bids untuk SUN dengan tenor 10 dan 20 tahun mencapai 50,8 persen dari total, dimana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp16,9 triliun,” katanya.

Sementara itu meski yield obligasi negara AS cenderung naik dan berdampak pada kenaikan imbal hasil SUN, masih ada seri SUN dengan yield yang menguat, terutama seri-seri baru FR0088 dan FR0089, karena tingginya minat investor terhadap seri-seri tersebut.

Sebelumnya pemerintah menyerap dana sebesar Rp24,45 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana, pada Selasa (19/1) dengan penawaran masuk mencapai Rp55,29 triliun.

Realisasi lelang tersebut jauh di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya Rp35 triliun.

Untuk itu pemerintah berencana akan melakukan lelang SUN tambahan (greenshoe option) dengan target maksimal Rp28,05 triliun, pada Rabu (20/1).

“Lelang greenshoe option memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan seri obligasi negara dan weighted average yield yang sama dengan lelang hari ini,” kata Deni. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin