Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan berencana untuk menurunkan yield atau imbal hasil dari Surat Utang Negara (SBN). Langkah ini karena memasuki laju inflasi nasional yang memasuki tren rendah, apalagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), BI 7 day repo rate juga turun lagi.
Suku bunga acuan BI saat ini, 4,5 persen per Agustus 2017. Atau turun 25 basis points (bps) dari bulan sebelumnya di level 4,75 persen.
“Saat ini tingkat yield SUN untuk tenor 10 tahun masih berada pada kisaran 6,380 persen atau menurun bila dibandingkan dengan posisi Juni 2017 yang tercatat dikisaran 6,897 persen,” ujar Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting, di Jakarta, Senin (11/9).
Meski turun, kata dia, yield SUN Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di antara negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Philpina, Singapore, Thailand, Vietnam dan China. Imbal asil SUN Indonesia diyakini akan tetap menarik bagi para investor
“Jadi dengan imbal hasil kita (Indonesia) saat ini masih sangat menarik bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Meski ada potensi imbal hasil menurun lagi pada surat utang kita, tapi bunga kita masih menarik di pasar,” tegas Loto.
Dia menegaskan, kalau diliat trennya, imbal hasil SUN di Indonesia masih berpotensi untuk turun lagi dari yang sekarang.
“Jika laju inflasi dapat terus dijaga, dan suku bunga acuan BI turun lagi, maka yield SUN juga akan turun,” dia menambahkan.
Dia tetap memastikan, meski imbal hasil SUN berpotensi turun, sejauh ini bunga SUN di Indonesia masih cukup menarik bagi pelaku investor luar.
“Apalagi para investor memandang bahwa imbal hasil surat utang di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain,” kata dia.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka