Jakarta, Aktual.com – Kementerian Keuangan menilai penyaluran kredit dana pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh bank syariah sangat agresif, yaitu mencapai target leverage dua kali dalam waktu lima pekan.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Andin Hadiyanto menyatakan pihaknya telah menempatkan dana Rp3 triliun kepada tiga bank syariah sejak 30 September 2020 yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah.

“Yang signifikan ini kredit bank syariah yang baru sebulan sudah leverage dua kali dalam lima pekan. Ini bank syariah lebih agresif,” katanya dalam RDP bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (25/11).

Andin menuturkan ketiga bank syariah tersebut telah mampu menyalurkan kredit sebesar Rp5,89 triliun kepada 44.320 debitur per 20 November 2020 dari dana yang ditempatkan pemerintah Rp3 triliun.

Andin mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit bank syariah tersebut naik Rp340 miliar atau 6,1 persen secara mingguan atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit secara umum yaitu sekitar 1 persen sampai 2 persen di masa pandemi.

Ia menjelaskan penempatan dana pemerintah terhadap bank syariah dilakukan dengan suku bunga 2,84 persen dan tenor selama enam bulan sehingga jatuh temponya adalah pada 30 Maret 2021.

Sementara itu, Andin menyatakan secara keseluruhan pemerintah telah menempatkan dana sebesar Rp64,5 triliun dengan total penyaluran Rp254,37 triliun kepada 3,74 juta debitur yang didominasi oleh Pulau Jawa yaitu 2 juta debitur.

“Kemudian di Sumatera 592 ribu debitur, NTT dan Bali 197 ribu debitur, serta Papua dan Sulawesi 417 ribu debitur,” katanya.

Ia mengatakan bank yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Negara atau Himbara mendapatkan dana Rp47,5 triliun dengan penyaluran kreditnya sebesar Rp218,36 triliun kepada 3,55 juta debitur.

“Pertumbuhan penyaluran kredit bank Himbara secara mingguan naik sebesar Rp11,56 triliun atau 5,6 persen,” ujarnya.

Kemudian untuk BPD telah ditempatkan dana pemerintah sebesar Rp14 triliun dengan penyaluran kreditnya yang telah mencapai Rp30,12 triliun kepada 146 ribu debitur.

“Pertumbuhan secara mingguannya naik menjadi 10,2 persen atau Rp2,78 triliun,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin