Jakarta, Aktual.com — Tidak tepatnya sasaran subsidi yang diberikan oleh pemerintah pada tahun sebelumnya kepada masyarakat kurang mampu menjadi perhatian serius dari kementerian keuangan (Kemenkeu) pada tahun ini. Pasalnya subsidi yang tidak tepat sasaran menyebabkan beban APBN semakin besar, sehingga pemerintah khawatir APBN selalu defisit atau jebol.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Sauhasil Nazara mengatakan pada tahun ini pihaknya akan fokus untuk menata ulang mekanisme pemberian subsidi yang selama ini dianggap belum tepat sasaran. Beberapa pos subsidi yang dianggap selama ini belum tepat sasaran seperti subsidi listrik, subsidi benih, pupuk dan subsidi pangan.

Sauhasil mencontohkan, selama ini penerima subsidi listrik misalnya tidak tepat sasaran. Pemberian subsidi kepada pelanggan pengguna 450 watt dan 900 watt dinikmati oleh 44 Juta lebih pelanggan listrik. Padahal, jumlah angka kemiskinan yang mestinya menerima subsidi hanya sekitar 20 juta orang.

“Ini berarti ada sekitar 20 juta penikmat listrik subsidi yang tidak mestinya menikmati,” ungkap Sauhasil di kantornya, Senin (4/1).

Olehnya itu, Kemenkeu juga berharap kepada pemerintah untuk segera membuat regulasi yang tepat dalam penyaluran subsidi tepat sasaran.

“Biar tepat sasaran kita akan dorong dan buatkan skema subsidi yang tepat,” ungkapnya.

Namun, Sauhasil belum membeberkan secara teknis skema yang akan dilakukan untuk meningkatkan efektifitas penyaluran subsidi.

“Apakah dengan tetap memberlakukan harga normal kepada para pelanggan lalu diberikan intensif setiap bulannya atau seperti apa. Tapi Insya Allah tahun ini skema itu kita akan buat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan