Pekerja membawa uang rupiah

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia kembali mencatatkan ekspansi sangat kuat ke level 52,2 pada September 2021, dari 43,7 pada Agustus 2021.

“Lagi-lagi, kita mendapatkan konfirmasi bagaimana aktivitas ekonomi sudah pulih dengan sangat cepat dan ini sejalan dengan keberhasilan Indonesia menangani varian Delta selama dua sampai tiga bulan terakhir,” ujar Febrio dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Jumat (1/10).

Menurutnya, kabar kenaikan angka PMI manufaktur tersebut sangat menggembirakan dan tentunya akan mengonfirmasi hitungan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021.

Adapun Kemenkeu memproyeksikan ekonomi triwulan ketiga tahun ini di rentang empat persen sampai lima persen, sehingga secara keseluruhan 2021 akan berada di antara 3,7 persen hingga 4,5 persen.

Selain itu, Febrio memperkirakan konsumsi masyarakat ke depannya juga akan membaik dan memang sudah terlihat tanda-tandanya antara lain dari indeks keyakinan konsumen (IKK) dan indeks penjualan ritel (IPR).

“Maka dari itu, angka-angka ini akan terus kami pantau ke depan,” tegasnya.

Ia berpendapat bahwa perbaikan ekspansi PMI manufaktur Indonesia masih belum diikuti banyak negara yang masih menghadapi tantangan yang sangat kuat dari COVID-19 varian Delta.

Perbaikan PMI manufaktur RI tersebut salah satunya disebabkan oleh pelonggaran restriksi di tengah penurunan kasus COVID-19 yang memungkinkan sektor manufaktur untuk kembali bertumbuh pada September 2021, setelah terkontraksi cukup dalam pada Juli yakni 40,1.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid