Pemandangan sawah Subak Lepang  dengan latar belakang Gunung Agung di Desa Rendang, Kalrangasem, Bali (2/10). Akibat gempuran pariwisata dan perkembangan jaman, menimbulkan dampak alih fungsi lahan khususnya disektor pertanian yang merembet ke Subak atau sistem pengairan ciri khas sistem irigasi di Bali. Sistem Subak di Bali tidak hanya sebagai warisan budaya yang terdaftar sebagai badan warisan dunia Unesco sejak tahun 2012 sehingga hal ini tidak saja menjadi tanggung jawab masyarakat Bali untuk menjaga sistem pengairan subak. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pariwisata diyakini menjadi salah satu sektor yang potensial untuk memperkuat cadangan devisa meskipun perlu waktu yang lebih lama atau tidak bisa dilakukan seketika.

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerja Sama Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana mengatakan pariwisata membutuhkan waktu jangka menengah hingga panjang untuk dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya memperkuat cadangan devisa negara.

“Jujur harus dikatakan bahwa dari pariwisata misalnya sekarang promosi hasil tidak bisa langsung sekarang, tapi jangka panjang bisa sampai enam bulan baru dirasakan dampaknya,” katanya, Rabu (15/8).

Dengan begitu, kata dia, sektor pariwisata tidak bisa terlalu dioptimismekan mampu memberikan kontribusi cepat dalam waktu singkat.

Namun, ia menegaskan, dengan terus dilakukannya upaya pengembangan sektor pariwisata baik dari sisi pengembangan destinasi maupun promosi pasar bukan tidak mungkin sektor pariwisata ke depan akan menjadi tumpuan bagi semakin kuatnya cadangan devisa negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid