Sejumlah bola golf berada di atas lapangan golf Senayan, Jakarta, Rabu (24/2). Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemprov DKI Jakarta berencana amengubah fungsi Senayan Golf, yang sebelumnya merupakan kawasan komersial menjadi hutan kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pras/16

Jakarta, Aktual.com — Kementerian Pariwisata Indonesia menggelar promosi dan misi penjualan wisata golf di Shanghai dan Beijing, guna menjaring wisatawan asal Negeri Panda lebih banyak.

“Kami optimistis Indonesia mampu menjadi destinasi yang menarik bagi turis mancanegara, termasuk para pegolf, baik masyarakat umum, pegolf amatir maupun profesional,” kata Asisten Wakil Deputi Pemasaran Internasional Kemenpar Lilis Fauziah kepada Antara di Beijing, Kamis (3/3) malam.

Ditemui di sela-sela malam misi penjualan, Lilis Fauziah mengemukakan Indonesia memiliki sekitar 150 lapangan golf bertaraf internasional, yang tersebar di sejumlah kota atau destinasi wisata, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Bali, Batam dan Bintan.

Keunggulan berwisata golf di Indonesia, wisatawan dapat pula menikmati udara serta pemandangan laut, pegunungan, kota, pantai, hutan hujan dan sebagainya, karena sebagian besar lapangan golf di Indonesia tidak terlalu jauh dengan objek wisata alam, sesuai keunikan masing-masing destinasi, kata Lilis menambahkan.

“Sehingga wisata golf Indonesia punya keunikan yang berbeda dengan wisata golf di negara lain, dan faktor bisa menjadi daya tarik sekaligus keunggulan wisata golf Indonesia,” tuturnya menekankan.

Ia mengakui Indonesia masih ketinggalan dibandingkan Malaysia dan Thailand untuk pengembangan wisata golf.

“Namun, kami tidak tinggal diam, potensi kita punya, lapangan golf bertaraf internasional, ‘caddy’ yang profesional, alam yang indah dan beragam, itu semua akan kami kemas lebih baik dan lebih profesional lagi, sehingga Indonesia mampu menjadi destinasi wisata golf,” kata Lilis.

Hal senada diungkapkan Direktur Pemasaran PT Visi Prima Golf Merry Kwan yang mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata golf intrenasional.

“Pada lima tahun silam, wisata golf di Indonesia hanya mampu menjaring 900 orang turis, kini jumlahnya sudah sekitar 3.000 orang per tahun. Ini menunjukkan kecenderungan yang positif,” kata Herry Kwan.

Selain itu, tambah Merry, paket wisata golf di Indonesia relatif lebih murah yakni sekitar 550 dolar AS untuk lima hari empat malam.

“Harga tersebut sudah termasuk akomodasi, transportasi, ‘green fee’, `caddy fee’ dan fasilitas lainnya,” tuturnya, menambahkan.

Merry mengatakan untuk lebih mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata golf, akan lebih efektif jika Indonesia kerap menjadi tuan rumah kegiatan atau turnamen golf internasional, dengan menghadirkan pegolf dunia, sehingga masyarakat internasional yakin bahwa Indonesia memang destinasi yang menarik dan profesional untuk wisata golf.

“Karena bagaimana un, orang akan tertarik dan yakin, jika mereka sudah melihat dengan mata kepala sendiri, atau mereka melihat figur terkenal sudah datang dan bermain langsung di Indonesia,” katanya.

Khusus untuk Tiongkok, Indonesia menargetkan sekitar 10 persen dari dua juta turis Tiongkok yang datang ke Indonesia, akan berwisata sambil bermain golf.

“Harga kami kompetitif, tetapi kualitas kami juga sangat terjamin,” ujar Merry.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan