Peserta mengikuti seminar Pariwisata Halal (Halal Tourism) di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (18/6). Badan Promosi Pariwisata Makassar (BP2M) akan menerapkan pariwisata halal yang pertama kali di Indonesia yakni menyajikan wisata kuliner yang halal dan fasilitas hotel yang melarang membawa pasangan yang bukan mukhrimnya. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/pd/16

Lombok, Aktual.com – Indonesia potensial menjadi pusat wisata halal dunia karena mayoritas penduduknya beragama Islam dengan sarana destinasi dan pendukung layanan pariwisata yang sebagian besar telah memenuhi kriteria persyaratan.

“Banyak negara lain sudah mempersiapkan diri menjadi destinasi wisata halal seperti Australia, Tiongkok, dan Jepang. Kita harus menjadi pusat wisata halal dunia,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana dalam keterangan tertulis yang diterima di Lombok, NTB, Rabu (24/8).

Pitana menyampaikan siaran pers terkait acara Sosialisasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Pada Nasional dengan tema “Wisata Halal Sebagai Unggulan Pariwisata Indonesia”.

Menurutnya, pariwisata halal dalam beberapa waktu terakhir menjadi tren di dunia dengan berbagai potensi besar yang mungkin untuk dikembangkan di dalamnya.

Kementerian Pariwisata mencatat dari 10 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 20 persen di antaranya adalah wisata muslim.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk menjadi pusat destinasi wisata halal dunia. Selain bukan sesuatu yang sulit untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat destinasi muslim dunia.

“Harus dipahami bahwa halal bukan produk tapi kriterianya memenuhi persyaratan produk untuk pelayanan halal kepada wisatawan,” tuturnya.

Dikatakan, hotel, restoran, dan fasilitas pendukung yang lain semua sama seperti biasanya hanya perlu ditekankan untuk memenuhi kriteria pelayanan halal dan muslim yang ramah.

Di Indonesia, kata Pitana, banyak destinasi bisa dikembangkan sebagai wisata halal di antara Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, Sumetera Barat, dan Jawa Timur.

Terlebih khusus untuk Lombok, misalnya, telah mampu mencetak prestasi dengan meraih dua penghargaan sekaligus pada ajang “World Halal Travel Awards” (WHTA) 2015 di Abu Dhabi sebagai “World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s Best Halal Honeymoon Destination”.

Pitana mengatakan potensi Lombok sebagai pusat destinasi wisata halal dunia semakin besar dengan semakin banyaknya infrastruktur pendukung yang dibangun saat ini.

NTB ditargetkan bisa dikunjungi wisatawan Muslim mancanegara pada 2016 mencapai 20 persen dari total target kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara sebanyak 3 juta orang. Persentasenya, 50 persen wisatawan Nusantara dan 50 persen wisatawan mancanegara.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan