Jakarta, Aktual.co — Kementerian Perindustrian mematok target pertumbuhan Industri Agro 7,5 persen pada 2015 yang akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto industri pengolahan non-migas sebesar 46 persen dengan nilai ekspor 35,42 miliar dolar AS.
“Dengan target pertumbuhan tersebut, Industri Agro Kemenperin menargetkan nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp60 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 20 miliar dolar AS serta penyerapan tenaga kerja sektor industri agro sebesar 2 juta orang,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto di Jakarta, Rabu (11/3).
Panggah mengatakan, dalam upaya menghadapi permasalahan dan tantangan yang ada, baik internal maupun eksternal, strategi dan kebijakan pengembangan industri agro tetap diarahkan pada kebijakan hilirisasi, yang merupakan salah satu strategi dasar peningkatan nilai tambah produk agro nasional.
Panggah menambahkan, pemberian insentif pajak berupa tax holiday dan tax-allowance serta fasilitas Bea Keluar akan tetap dipertahankan untuk merangsang industri dalam negeri berproduksi menggunakan sumber daya alam yang tersedia. “Dalam upaya mencapai target-target yang telah ditetapkan, strategi utama pengembangan industri agro meliputi empat kategori yakni regulasi, intervensi, fasilitas atau pendampingan dan sosialisasi peraturan,” kata Panggah.
Strategi regulasi dilakukan misalnya dengan pengenaan bea keluar, larangan ekspor bahan baku dan insentif tax holiday, tax allowance, sementara strategi intervensi dilakukan berupa bantuan peralatan atau mesin, bantuan sertifikasi SVLK & V-legal, promosi pasar melalui pameran di dalam maupun luar negeri.
Diketahui, industri agro dinilai menjadi industri andalan masa depan Indonesia, karena didukung oleh sumber daya alam yang potensial dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan ketahanan.
Sesdfitjen Industri Agro Kemenperin Enny Ratnaningtyas mengatakan, pertumbuhan sektor industri agro sebesar 7,12 persen pada 2014 disumbangkan oleh industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 7,33 persen, industri makanan minuman dan tembakau 7,24 persen dan industri kertas dan barang cetakan 6,15 persen.
Menurut Enny, beberapa kapasitas produksi industri agro merupakan nomor satu dunia, seperti produksi CPO dan CPKO mencapai 31 juta ton, kelapa 3,3 juta ton dan rumput laut 237 ribu ton. Enny mengatakan, nilai ekspor industri agro pada Januari-Oktober 2014 sebesar 35,41 miliar dollar AS, meningkat signifikan sebesar 31,88 persen dibanding periode yang sama pada 2013.
“Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 35,98 persen terhadap ekspor industri pengolahan nasional,” kata Enny.
Artikel ini ditulis oleh: