Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (tengah) bersama pembawa acara beserta jajarannya dalam konferensi pers Refleksi 2021 dan Outlook 2022 Jakarta, Kamis (30/12).

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan capaian kinerja pihaknya selama tahun 2021 yang terdiri dari lima fondasi untuk menciptakan ekosistem usaha agar lebih adaptif.

Pertama ialah fondasi kemudahan akses pembiayaan yang disebut menjadi tema utama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Selama ini masalah utamanya adalah pembiayaan terutama untuk usaha mikro yang unbankable atau informal sector, “ katanya dalam konferensi pers Refleksi 2021 dan Outlook 2022, Jakarta, Kamis (30/12).

Di sektor mikro, diberikan hibah produktif kepada 12,8 juta pelaku usaha dengan total Rp15,36 triliun.

Selain itu, per November 2021 tercatat penyerapan PNM Mekaar tumbuh 96,3 persen year-on-year menjadi Rp42,1 triliun dan PNM Ulamm sebesar 29,3 persen menjadi Rp2,79 triliun.

Angka tersebut dinilai menandakan bahwa akses pembiayaan bagi usaha mikro atau sektor informal semakin baik.

Lalu, UKM ini juga diberikan tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) 3 persen dan telah disalurkan kepada 7,5 juta debitur dengan total pembiayaan Rp278,38 triliun atau 97,8 persen dari target Rp285 triliun per 30 Desember 2021.

“Kepada pelaku koperasi juga diberikan fasilitas pembiayaan dengan bunga ringan 3 persen sliding dengan realisasi sebesar Rp1,64 triliun atau 102,6 persen dari target Rp1,6 triliun,” ungkap Menkop.

Mengenai fondasi kedua yaitu perluasan pasar dan digitalisasi, tercatat UMKM yang telah on boarding sebanyak 16,9 juta pelaku usaha per November 2021 atau mengalami kenaikan di atas 100 persen sejak pandemi COVID-19.

Pada fondasi ketiga, lanjutnya, ialah mendorong kemitraan UMKM dengan usaha besar. Tahun 2021 ini, dikatakan sudah mulai dengan 9 BUMN beserta sejumlah perusahaan swasta seperti PT Mitra Bumdes Nusantara, Micro Consulting, Uniqlo, IKEA, Tokopedia, MNC Group, INA Product, BNI, Grab, dan Gojek.

Memasuki fondasi selanjutnya, yakni terkait pendataan UMKM sebagai basis penyusunan kebijakan.

Terakhir adalah reformasi birokrasi di internal Kementerian Koperasi dan UKM dengan melakukan penyederhanaan kelembagaan dari sebelumnya enam menjadi empat kedeputian.

Selain itu, terdapat beberapa perubahan dalam fokus Smesco yang kini berupaya mengembangkan UMKM dan koperasi agar berdaya saing global. Teten juga mengaku Smesco dijadikan sebagai center of excellent bagi pengembangan produk dan model bisnis UMKM yang kompetitif .

“Smesco saya kira sudah berubah model bisnisnya dari yang sebelumnya lebih ke bisnis properti penyewaan tempat usaha, sekarang kita kembangkan menjadi sayap dagang Kementerian Koperasi untuk mendukung UMKM mengakses pasar yang lebih luas baik dalam negeri maupun luar,” ujar Teten.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arie Saputra