Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ditunjuk menjadi pihak yang bertanggungjawab untuk merenovasi gelanggang olahraga Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, berkaitan dengan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat antara Kemenpora dengan Kementerian Sekretariat Negara pada 17 September 2015, yang kemudian dipertegas dalam rapat rapat persiapan penyelenggaraan PON 2016 dan Asian Games 2018 yang dihadiri oleh pihak Kemenpora, Kemenko PMK, KOI, KONI, Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Sumatera Selatan, Pemprov Jawa Barat, serta beberapa pejabat terkait pada Selasa (22/9).
“Setneg memberi kewenangan kepada Kemenpora agar segera melaksanakan renovasi GBK, namun hanya mencakup renovasi saja. Sementara ini pengelolaan GBK masih menjadi tanggung jawab Setneg,” ujar Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto saat dihubungi di Jakarta, Jumat malam (25/9).
Menindaklanjuti keputusan tersebut, kata dia, Kemenpora sudah mengusulkan dana renovasi GBK sebesar Rp756,5 miliar dalam pembahasan RAPBN 2015 dengan Komisi X DPR RI.
“Anggarannya sudah diusulkan per 17 September 2015 dan sekarang masih dibahas. Selasa (29/9) minggu depan, kami akan rapat lagi dengan Komisi X DPR,” tutur pria yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora itu.
Dana ratusan miliar tersebut dinilai cukup realistis karena untuk persiapan Asian Games 2018, Kemenpora harus merenovasi beberapa venue penting di GBK seperti stadion utama, stadion madya, stadion renang, lapangan hockey, lapangan panahan, dan beberapa fasilitas umum.
Gatot juga menegaskan bahwa renovasi yang akan dilakukan oleh Kemenpora hanya mencakup beberapa venue olahraga yang dipertandingkan dalam Asian Games 2018, bukan seluruh venue yang ada di GBK.
“Harapannya akhir bulan ini atau Oktober, usulan anggaran sudah disetujui oleh Komisi X DPR, karena kan masih harus masuk ke Badan Anggaran (Banggar) juga,” tuturnya.
Ia menekankan bahwa renovasi GBK harus dimulai pada 2016 sesuai dengan kesepakatan antara Indonesia dengan Komite Olimpiade Asia (OCA).
Artikel ini ditulis oleh: