Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pemuda dan Olahraga menyayangkan kritik dari sejumlah mantan atlet yang dinilai tidak logis dan relevan, karena mengaitkan buruknya prestasi Indonesia pada Asian Games 2014 di Incheon dengan kinerja Menpora Imam Nahrawi, yang saat itu belum menjabat sebagai Menpora.
“Bagaimana mungkin kinerja Menpora dalam 100 hari ini dikaitkan dengan buruknya prestasi di Asian Games 2014 di Incheon. Siapapun tahu dan sadar sepenuhnya bahwa persiapan dan prestasi Indonesia di Asian Games 2014 bukan produk dari Menpora Imam Nahrawi,” kata Deputi V Kemenpora Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Gatot Dewa Broto di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (17/2).
Gatot mengatakan Kemenpora mengakui adanya penurunan prestasi kontingen Indonesia di sejumlah turnamen multinasional, seperti Asian Games 2014 dan SEA Games 2013, namun bukan berarti rapor merah tersebut ditumpahkan pada Menpora Imam Nahrawi yang baru dilantik pada 27 Oktober 2014.
Sebelumnya, sejumlah mantan atlet yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional (FK MAN) mengadakan jumpa pers untuk menyikapi kebijakan 100 hari Menpora, termasuk di dalamnya mereka memberikan beberapa saran untuk Kemenpora sebagai berikut.
1. Evaluasi Perpres No.22 tahun 2010 tentang Prima (khususnya yang berkaitan dengan pembagian kewenangan/tupoksi)
2. Mengganti semua pejabat maupun pelaksana yang tidak kompeten dan sudah nyata terus menerus gagal, dengan SDM yang kompeten melalui test and proper.
3. Melaksanakan pembinaan Pelatihan Performa Tinggi (PPT) dengan aplikasi “sport science” secara konsisten bukan hanya “lips service”.
4. Memperbaiki tata kelola keuangan dengan akuntabilitas yang tinggi.
5. Mengefisiensikan mata rantai birokrasi dukungan anggaran.
“Prinsip Kemenpora, jika memang ada masalah, Kemenpora sangat setuju dilakukan revisi. UUD saja bisa diamanden, apalagi hanya setingkat Perpres. Kemenpora justru mengajak para atlet untuk secara konkret memformulasikannya secara ilmiah terdahulu,” kata Gatot yang merangkap sebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora.
Terkait dengan tata kelola keuangan, Menpora mendukung adanya perombakan, bahkan Menpora Imam Nahrawi atau eselon Kemenpora dapat aktif ke Kementerian Keuangan atau Bapenas jika memang diperlukan.
Gatot mengatakan Kemenpora dan beberapa pejabat masih berkomunkasi dengan mantan atlet, namun ia menilai mungkin saja intensitas komunikasi tersebut perlu diperbaiki.
Kemenpora pun membuka pintu yang selebarnya pada mantan atlet untuk menjalin komunikasi serta menyambut baik keputusan FK MAN menjadi pengawas kinerja Kemenpora.
Artikel ini ditulis oleh:

















