Pemain Portal FC yang juga pesepok bola klub peserta ISL Gresik United Rendy Siregar (tengah) menggiring bola pada pertandingan final liga kampung yang berlangsung di lapangan Latus Jaya Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (14/7). Berhentinya kompetisi di Indonesia akibat dibekukannya PSSI oleh Menpora membuat banyak pesepak bola klub - klub peserta ISL yang mengikuti Tarkam (pertandingan antar kampung) yang tujuannya untuk menjaga kebugaran dan juga penghasilannya dari sepak bola. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ed/foc/15

Jakarta, Aktual.com — Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bakal membangun 470 lapangan bola di desa. Program ini menjadi salah satu kegiatan andalan sebagai bentuk peningkatan fasilitas olahraga yang selama ini dianggap belum maksimal.

“Selama ini cukup banyak keluhan adanya keterbatasan fasilitas olahraga di pedesaan. Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pembenahan tata kelola persepakbolaan nasional,” kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, di Jakarta, Rabu (25/11).

Demi melancarkan program ini, pemerintah dalam hal ini Kemenpora juga sudah mempersentasikannya ke pihak AFC dan FIFA saat kedua lembaga sepak bola itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut untuk mencari titik temu permasalahan sepak bola Indonesia yang saat ini dibekukan FIFA.

“Pembangunan memang tidak bisa dilakukan sekaligus. Untuk tahap pertama akan dibangun 100 lapangan di desa yang telah terverifikasi. Untuk sisanya dibangun secara bertahan hingga akhir tahun,” ungkapnya.

Meski telah mencanangkan program satu desa satu lapangan, Kemenpora saat ini belum bisa menerapkan pada sekitar 75 ribu desa yang ada di Indonesia. Pihak pemerintah mengambil inisiatif memilih desa-desa tertentu di berbagai pelosok Tanah Air yang diharapkan pembangunannya dapat mendorong desa-desa yang lain untuk melakukannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan