Jakarta, aktual.com – Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pribudiarta Nur Sitepu, mengingatkan masyarakat bahwa tugas pengasuhan dan pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi perlu dibagi secara setara antara ibu dan ayah.
“khususnya ibu, baik yang bekerja maupun fokus pada urusan rumah tangga sama-sama bertanggung jawab menghadirkan kualitas pendidikan anak yang baik, kebahagiaan mental selama pengasuhan dan mewujudkan kesehatan dan perlindungan anak.” kata Pribudiarta, dalam acara di Jakarta pada Selasa (15/8/2023).
Pribudiarta kemudian membahas pentingnya kebahagiaan ibu, karena memiliki kesehatan yang baik memungkinkan ibu memberikan ASI eksklusif dan memengaruhi kebahagiaan serta kesehatan anak, sekaligus memberikan pola asuhan yang penuh kasih sayang.
“Sementara ibu yang mengalami kekerasan, stres, depresi, kurang mendapatkan dukungan dari keluarga akan berdampak sangat negatif terhadap kesehatan jiwanya dan pada anak yang menjadi asuhannya,” kata Pribudiarta.
Lebih lanjut, terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak, ini adalah kewajiban dasar yang harus dijamin demi menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pribudiarta menjelaskan bahwa terdapat empat hak dasar anak, yaitu hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk berpartisipasi.
“Untuk menciptakan anak Indonesia yang sehat dan berkualitas, pemenuhan hak anak perlu diperjuangkan. Berbicara SDM berkualitas maka, isu terkait kesehatan dan perlindungan anak yang dijamin menjadi syarat penting,” kata Pribudiarta.
Selanjutnya, Pribudiarta membahas beberapa isu kesehatan anak yang bisa menjadi masalah ketika anak-anak tumbuh dewasa, seperti rokok dan narkoba, masalah gizi atau kekurangan nutrisi, kesehatan mental, penyakit menular dan tidak menular, serta kekerasan terhadap anak.
Khusus tentang rokok, dalam kesempatan itu, Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI), Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., menyatakan bahwa di Indonesia saat ini terjadi peningkatan prevalensi merokok pada anak-anak. Lebih dari 60 persen anak yang mencoba berhenti merokok ternyata mengalami kekambuhan.
“Stunting terutama pada keluarga miskin dan mereka banyak mengeluarkan konsumsinya untuk rokok. Selain itu peran sebaya dan harga menjadi sangat mempengaruhi anak dalam konsumsi rokok,” ungkap Aryana.
Artikel ini ditulis oleh: