Semarang, aktual.com – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek- Dikti) menargetkan angka partisipasi kasar (APK) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonesia bisa mengungguli Malaysia di tahun 2019.
Diakui Menristek Dikti M Nasir, saat ini APK PTN/PTS Indonesia masih di bawah Malaysia. Indonesia di posisi 31 persen, sedangkan Malaysia di kisaran 50-60 persen. Dan jika dibanding PT di negara ASEAN, Indonesia menempati posisi bontot.
“Kita masih ketinggalan dibandingkan dengan negara tetangga,” ujar dia, usai Rakor Kopertis Wilayah IV Jawa Tengah, di Semarang, Senin (12/10).
Karena itu, PTN/PTS di Indonesia terus didorong agar berbenah memperbaiki kualitasnya. “Meningkatkan kualitas SDM, kualitas pembelajaran, kualitas lulusan dan potensi yang dimiliki. Jangan hanya berfikir mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya, tapi aspek kualitas ketinggalan,” ujar dia.
Posisi dan kedudukan Perguruan Tinggi, kata dia, tidak hanya meluluskan mahasiswa saja. Tapi juga dituntut berperan dalam mempersiapkan dan menyiapkan kualitas handal dalam menyongsong Asean Economi Community (AEC). Pasalnya, MEA menjadi isu central yang kini perlu dipersiapkan
“Dengan begitu, kita tidak lagi menjadi penonton, melainkan pemain. Maka, terus berbenah-benah,” ujar dia.
Untuk itu, lanjut dia, perlu standar untuk tenaga pendidik bagi sarjana, yakni harus menyandang gelar master. Sebaliknya, tenaga pendidik master (S2) minimal dari lulusan doktor. “Pengajar dosen untuk Diploma tiga pun sekarang harus gelar Master (S2),” imbuh dia.
Artikel ini ditulis oleh: