Rumah sederhana terpadu bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat Badai Seroja pada 2021 di Perbatasan Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (18/12/2023). (ANTARA/Devi Nindy)

Malaka, Aktual.com – Kementerian Sosial (Kemensos) telah memberikan bantuan berupa rumah hunian sederhana terpadu kepada kelompok penyintas bencana yang mengalami dampak Badai Seroja tahun 2021 di Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menteri Sosial Tri Rismaharini, dalam keterangannya di Malaka pada hari Senin (18/12), menginformasikan bahwa pemerintah telah mengalokasikan 20 unit rumah untuk 20 keluarga yang terdampak Badai Seroja di wilayah tersebut.

Hunian sederhana yang tahan gempa tersebut berlokasi di Jalan Betun, Perbatasan Desa Alas Selatan, dengan dimensi 6×6 meter, dilengkapi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur.

Selain bantuan hunian, Kemensos juga memberikan dukungan dalam bentuk bantuan usaha kepada masyarakat yang terdampak Badai Seroja.

Bantuan usaha pertanian diberikan kepada sembilan individu, sementara bantuan usaha ternak kambing, ternak ayam potong, tata boga, dan salon masing-masing diberikan kepada satu orang. Selain itu, terdapat bantuan usaha cuci motor untuk satu orang, bantuan usaha pertukangan untuk satu orang, bantuan mesin jahit untuk dua orang, bantuan usaha kios untuk satu orang, dan bantuan perahu beserta mesin untuk dua orang.

Kemensos juga memberikan dukungan berupa 3.000 bibit ayam petelur dan peralatan lumbung sosial senilai Rp369,9 juta, yang akan didistribusikan kepada warga di Kabupaten Malaka.

Menteri Sosial menekankan bahwa pemerintah berupaya melaksanakan program pemberdayaan khususnya di daerah perbatasan, terpencil, dan terluar. Tujuannya adalah mencegah warga agar tidak tergoda untuk mengejar peluang di luar negeri secara ilegal, yang dapat mengakibatkan mereka menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

“Kami menangani masalah TPPO, ternyata di Malaka banyak dari korbannya. Kenapa salah satu program kami pemberdayaan, untuk menangani supaya tidak terjadi korban TPPO,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan