Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pertanian (Kementan) diminta menghentikan pelibatan TNI dalam penyerapan gabah di sejumlah daerah. Sebab, tindakan itu justru melahirkan persaingan usaha tidak sehat dan membuat petani cemas.
Di Maros, Sulawesi Selatan, para petani mengeluhkan sikap TNI yang mengadang pengiriman 140 ton gabah ke Sidrap. TNI menyita 140 ton tersebut dan mengalihkannya ke gudang Bulog setempat.
Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, upaya TNI dalam melakukan serap gabah petani (sergap) sangat memprihatinkan.
Petani yang menjual gabah keluar daerah itu, menurutnya, punya hak karena melihat harga jual di Sidrap lebih tinggi.
“Sebenarnya tujuan besar pembangunan pertanian itu kan menyejahterakan petani. Kalau terjadi hal seperti ini justru membikin petani cemas, harga tertekan,” kata Dwi saat dihubungi, Minggu (17/3).
Artikel ini ditulis oleh: