Jakarta, Aktual.com – Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini fokus menyiapkan fondasi pertanian dengan mengoptimalkan pengelolaan lahan rawa 10 juta hektare untuk mengejar target swasembada pangan.
“Insyallah kita swasembada pangan, kalau konsisten kita bangun 1 juta hektare lahan rawa per tahun, saya kira iya,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Jumat (10/11).
Amran menjelaskan 1 juta hektare lahan rawa yang diubah menjadi pertanian bisa menghasilkan 5 juta ton gabah.
Angka tersebut bisa bertambah jadi 7 ton apabila lahan sudah dalam kondisi siap IP 2 bahkan 3. Dengan langkah tersebut, Amran optimis selama 3 tahun bisa menghasilkan 15 juta ton gabah kering panen (GKP).
“Saya percaya Indonesia juga bisa mengekspor beras. Satu juta hektare rawa mineral itu kita bangun jadi padi. Kalau 3 juta kali 5 juta ton itu 15 juta ton, padi 7 juta setahun setengah. Kita kan cuma kekurangan 2-3 juta, sudah bisa ekspor,” ucapnya.
Selain padi, lanjut Amran, komoditas yang ditargetkan swasembada adalah jagung.
Direncanakan selama 3 tahun, kedua komoditas tersebut bisa ditanam di lahan rawa mineral dengan dukungan benih unggul dan mekanisasi.
“Kan bisa selang seling, 2 kali tanam padi, 1 kali jagung, jadi langsung 1 juta (per tahun), jadi 3 juta (3 tahun). Harusnya kan 5 juta, 5 tahun,” jelas Amran.
Adapun upaya Kementan menjadikan Indonesia sebagai swasembada disambut baik oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengaku optimistis Indonesia bisa swasembada pangan dalam waktu 3 tahun saja dengan memanfaatkan lahan rawa yang diubah menjadi lahan pertanian.
Saat ini, kata dia, Indonesia punya 20 juta hektar lahan rawa yang bisa menjadi lahan pertanian dan kebun untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Mentan Prabowo menghitung, dengan memanfaatkan 5-6 juta hektar rawa Indonesia bisa swasembada pangan.
“Dengan kita manfaatkan, kita sudah hitung kurang lebih 5-6 juta hektar rawa, kita sudah swasembada pangan dan lebih dari itu mungkin kita bisa bantu negara lain dengan pangan. Ini sangat feasible, kita sudah hitung 3 tahun swasembada pangan, habis itu kita bisa jadi lumbung pangan dunia,” katanya, dalam acara Sarasehan 100 ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11).
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi
Jalil